Jumat, 16 Desember 2016

Polarimeter



POLARIMETER
Ika Desianti, Haerani .T, Sasa Harkiah, A.Ardianti Sulastri*
*)Mahasiswa pada Jurusan Fisika Fak. Sains dan Teknologi
UIN Alauddin Makassar

Abstrak: Telah dilakukan percobaan dengan judul polarimeter. Polarimeter adalah suatu acara analisa yang didasarkan pada pengukuran sudut putaran (optical rotation) cahaya terpolarisis oleh senjawa yang transparan dan optis aktif apabila senyawa tersebut dilewati sinar monokrotis yang terpolarisis tersebut , polarimeter adalah polaroid yang dapat menganalisa / mempolarisasikan cahaya. Percobaan ini bertujuan untuk memahami teori dan rumus yang berhubungan dengan praktikum polarimeter, mengetahui nama dan kegunaan alat-alat yang digunakan pada percobaan polarimeter, menghitung daya putar spesifik dari suatu larutan optik aktif dan menarik kesimpulan dari seluruhan percobaan polarimeter. Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu polarimeter satu set, sumber cahaya monokromatis, tabung pemutar, gelas ukur, neraca digital, gula pasir sebagai sampel, aquades, tissue dan lap kasar
Kata Kunci : Cahaya, Polarisasi, Optik, Sifat Optik Aktif, Terpolarisasi Linier, Terpolarisasi ellips dan Terpolarisasi lingkaran.

I.     PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Cahaya putih merupakan cahaya polikromatik yang terdiri berbagai panjang gelombang yang dapat bervibrasi kesegala arah. Cahaya putih dapat diubah menjdi cahaya monokromatik (hanya terdiri dari satu panjang gelombang)  dengan menggunakan suatu filter atau sumber cahaya yang khusus. Cahaya monokromatik ini disebut cahaya terpolarisasi.
Peristiwa polarisasi tidak dapat diamati secara langsung oleh mata manusia, sehingga diperlukan suatu alat yang dapat membantu untuk menunjukkan gejala polarisasi tersebut. Melalui polarimeter gejala polarisasi dapat ditunjukan, selain itu melalui alat ini dapat
Polarimetri adalah suatu cara analisa yang didasarkan pada pengukuran sudut putaran (optical rotation) cahaya terpolarisir oleh senyawa yang transparan dan optis aktif apabila senyawa tersebut dilewati sinar monokromatis yang terpolarisir tersebut. Adapun yang dimaksud cahaya terpolarisasi adalah cahaya yang menpunyai satu arah getar dan arah getar itu berada tegak lurus terhadap arah rambatnya. Bahan optic aftik merupakan bahan yang bila dijatuhi cahaya maka bidang polarisasi dapat berputar. Zat yang memiliki sifat optic aktif ditandai dengan adanya kandungan atom karbon simetris atau susunan atom C berupa Kristal dan berada didalam senyawa organic.  Pada  Polarimeter  terdapat  polarisator  dan  analisator.  Polarisator adalah  Polaroid  yang  dapat  mempolarisasi  cahaya,  sedangkan  anlisator adalah Polaroid yang dapat menganalisa/mempolarisasikan cahaya. Polarimeter  dapat  digunakan  untuk  mengukur  berbagai sifat  optis suatu  material,  termasuk  bias-ganda  linier,  bias-ganda  lingkar  (juga mengenal  sebagai  putar  optis  atau  dispersi  putar  berhubung  dengan mata), dikroisme linier, dikroisme lingkar dan menyebar (Safru, 2009).

B.     Rumusan Masalah  
            Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang dikaji dalam kegiatan eksperimen ini adalah :
1.   Bagaimana teori dan rumus yang berhubungan dengan praktikum polarimeter?
2.   Apa nama dan kegunaan alat-alat yang digunakan pada percobaan polarimeter?
3.   Bagaimana cara menghitung daya putar spesifik dari suatu larutan optik aktif?
4.   Bagaimana kesimpulan dari keseluruhan percobaan polarimeter?

C.     Tujuan Percobaan
     Tujuan yang dicapai dalam praktikum ini adalah :
1.      Memahami teori dan rumus yang berhubungan dengan praktikum polarimeter.
2.      Mengetahui nama dan kegunaan alat-alat yang digunakan pada percobaan polarimeter.
3.      Menghitung daya putar spesifik dari suatu larutan optik aktif.
4.      Menarik kesimpulan dari keseluruhan percobaan polarimeter



D.    Ruang Lingkup
          Percobaan ini akan membahas tentang teori dan rumus yang berhubungan dengan praktikum polarimeter, nama dan kegunaan alat-alat yang digunakan pada percobaan polarimeter, menghitung daya putar spesifik dari suatu larutan optik aktif dan menarik kesimpulan dari keseluruhan percobaan polarimeter.

E.Manfaat Percobaan
       Manfaat yang dapat diperoleh dalam percobaan ini adalah Memberikan informasi kepada mahasiswa tentang teori dan rumus yang berhubungan dengan praktikum polarimeter, nama dan kegunaan alat-alat yang digunakan pada percobaan polarimeter, cara Menghitung daya putar spesifik dari suatu larutan optik aktif, mengenai kesimpulan dari keseluruhan percobaan polarimeter.
  II.     Tinjauan Pustaka
A.     Polarimeter
Polarisasi  oleh  refleksi  telah ditemukan  pada  1808  oleh  Etienne malus (1775-1812). Malus, yang telah melakukan percobaan pembiasan ganda bekerja pada saat  bekerja  pada  teori  efek,  mengamati dari pengaturan cahaya matahari, tercermin dari  jendela  yang  dekat  jendela,  melalui kristal dari Islandia Spar. Seperti dia diputar kristal,  kedua  gambar  matahari  bergantian menjadi lebih kuat dan lebih lemah, tetapi tidak pernah ada pemadaman lengkap.  Hampir  sekaligus  dia  berulang  percobaan  dikontrol  kondisi  dibawah,  dan  menemukan  bahwa  sudut  yang  lengkap  pemadaman  yang tercermin ray adalah untuk memperoleh air dan kaca.Polarimeter adalah perangkat untuk belajar yang transparan sampel antara crossed polarizing perangkat.  Jean-Baptiste  Biot  (1774-1862)  mengembangkan  polarimeter di sebelah kanan, yang dibuat oleh Soliel / ca Duboscq Paris. 1850. 1850, Polarizer  yang  di  sisi  kanan  menggunakan  satu  piring,  dari  kaca, sementara  di  sebelah  kiri  analyzer  menggunakan  timbunan  dari  kaca piring. Sampel dilaksanakan antara kedua perangkat.Ini adalah aparat di Dartmouth College (Kopkar, 1990).
Polarisasi merupakan proses mengurung vibrasi vector yang menyusun gelombang transversal menjadi satu arah. Dalam radiasi tak terkutubkan, vector gelomangang cahaya ke satu arah. Dalam cahaya tak terpolarisasi, medan listrik bervibrasi ke semua arah, tegak lurus pada arah perambatan. Sesudah dipantulkan atau ditransmisikan melalui zat tertentu, maka medan listrik terkurung ke satu arah dan radiasi dikatakan sebagai cahaya terkutub bidang. Dimana polarimeter merupakan alat yang didesain untuk mempolarisasikan cahaya dan kemudian mengatur sudut rotasi bidang polarisasi cahaya oleh suatu senyawa aktif optis yang prinsip kerjanya didasarkan pada pemutaran bidang polarisasi.( Wikipedia 2014)
Menurut Wikipedia (2014), jenis-jenis polarimeter yaitu :
1.      Polarimeter Manual
Polarimeter palaing awal, mulai dikembangkan pada tahun 1830-an, membutuhkan pengguna secara fisik seperti memutar analyzer, dan detector ini mata pengguna menilai saat yang paling bersinar cahaya melalui. Sudut ditandai pada skala yang mengelilingi analyzer tersebut. Desain dasar masinh digunakan dalam polarimeter sederhana.
2.      Polarimeter Semi Otomatis
Ada juga polarimeter semi-otomatis, yang membutuhkan deteksi visual tetapi push menggunakan tombol untuk memutar analisa dan menawarkan tampil digital.
3.      Polarimeter Otomatis
merupakan polarimeter yang paling modern yang sepenuhnya otomatis dan hanya memerlukan user untuk menekan tombol dan menggunakan pembacaan digital. Polarimeter dapat dikalibrasi atau setidaknya diverifikasi dengan mengukur piring kuarsa, yang dibangun untuk selalu mebaca di sudut rotasi tertentu (biasanya 34 °, tetapi +17 ° dan 8,5 ° adalah juga populer tergantung pada sampel) . piring Quartz yang disukai oleh banyak pengguna karena contoh padat jauh lebih sedikit dipengaruhi oleh variasi suhu, dan tidak perlu dicampur on-demand seperti solusi sukrosa.
Menurut Wikipedia (2014), Hal-hay yang dapat mempegaruhi sudut putar suatu larutan adalah sebagai berikut :
1.      Jenis zat, Masing-masing zat menberikan sudut putaran yang berbeda terhadap bidang sinar terpolarisir
2.      Panjang lajur larutan dan panjang tabung, Jika lajur larytan diperbesar maka putarannya juga semakin besar.
3.      Suhu, Makin tinggi suhu maka sudut putarannya makin kecil, hal ini disebabkan karena zat akan memuai dengan naiknya suhu sehingga zat yang berada dalam tabung akanberkurang.
4.      Konsentrasi zat, konsentrasi sebanding dengan sudut putaran, jika konsentrasi dinaikkan maka putarannya semakin besar.
5.      Jenis sinar (panjang gelombang ), pada panjang gelombang yang berbeda zat yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda.
6.      Pelarut, Zat yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda dalam pelarut yang berbeda.

B.     Prinsip Kerja Polarimeter
Menurut Wikipedia (2014) prinsip kerja polarimeter adalah sebagai berikut :
1.      Sinar monokromatis dari sumber cahaya (lampu natrium) akan melewati lensa kolimator sehingga berkas sinaar yang dihasilkan akan disejajarkan arah rambatnya.
2.      Dari lensa terus kepolarisator untuk mendapatkan berkas cahaya yang terpolarisasi.
3.      Cahaya terpolarisasi ini akan terus ke prisma ½ nicol untuk mendapatkan bayangan gelap dan terang, kemudian melewati larutan senyawa optic aktif yang berada dalam tabung polarimeter
Bila cahaya terpolarisasi dilewatkan ke dalam suatu zat optis aktif seperti gula, maka cahaya itu akan dibelokkan. Kalau cahaya tersebut dilewatkan ke dalam air murni kita melihat cahaya tersebut diteruskan, artinya air tidak dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi. Zat optis aktif ditandai oleh adanya atom karbon tak setangkap (asimetri-tak simetri) atau kiral di dalam senyawa organik. Besarnya sudut perputaran cahaya terpolarisasi dapat diukur denganpolarimeter dan harganya dipengaruhi oleh konsentrasi zat optis aktif. Hubungan antara konsentrasi dan besar sudut putar dirumuskan sebagai dengan  merupakan perputaran (rotasi) jenis pada suhu (T) dan panjang gelombang (l) tertentu, α menyatakan panjang larutan yang dilewati cahaya, dan c menyatakan konsentrasi. Dari rumusan ini kita peroleh jenis dan jumlah zat optis aktif (Sumarna, 1990).
Rotasi spesifik didefinisikan sebagai, dimana α adalah sudut pada bidang cahaya terpolarisasi dirotasi oleh larutan dengan konsentrasi c gram zat  terlarut per mL larutan. Pada suatu bejana dengan panjang d desimeter. Panjang gelombang yang umumnya dispesifikkan adalah 590 nm, berupa garis spectrum natrium (Kopkar, 1990).

C.    Bagian-Bagian Polarimeter
Komponen - komponen alat polarimeter adalah Sumber cahaya monokromatis,  yaitu sinar yang dapat memancarkan sinar monokromatis. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah lampu D Natrium dengan panjang gelombang 589,3 nm. Selain itu juga dapat digunakan lampu uap raksa dengan panjang gelombang 546 nm. Polarisator dan analisator. Polarisator berfungsi untuk menghasilkan sinar terpolarisir. Sedangkan analisator berfungsi untuk menganalisa sudut yang terpolarisasi. Yang digunakan sebagai polarisator dan analisator adalah prisma nikol. Prisma setengah nikol merupakan alat untuk menghasilkan bayangan setengah yaitu bayangan terang  gelap dan gelap terang. Skala lingkar merupakan skala yang bentuknya melingkar dan pembacaan skalanya dilakukan jika telah didapatkan pengamatan tepat baur-baur. Wadah sampel ( tabung polarimeter ). Wadah sampel ini berbentuk silinder yang terbuat dari kaca yang tertutup dikedua ujungnya berukuran besar dan yang lain berukuran kecil, biasanya mempunyai ukuran panjang 0,5 ; 1 ; 2 dm. Wadah sampel ini harus dibersihkan secara hati-hati dan tidak bileh ada gelembung udara yang terperangkap didalamnya. Detektor. Pada polarimeter manual yang digunakan sebagai detektor adalah mata, sedangkan polarimeter lain dapat digunakan detektor fotoelektrik (Matsjeh, 1983).
 III.       METODOLOGI PENELITIAN
A.     Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Sabtu / 19 November 2016 Pukul: 13.00 – 13.00 WITA di Laboratorium Optik Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

B.     Alat dan Bahan Penelitian
                        Alat dan Bahan yang digunakan dalam penilitian ini yaitu polarimeter satu set (berfungsi sebagai alat untuk mengukur sudut putar spesifik suatu larutan), Spatula (berfungsi sebagai pengaduk larutan), sumber cahaya monokromatis (berfungsi sebagai sumber cahaya), tabung pemutar (berfungsi untuk memfokuskan sumber cahaya larutan yang akan diamati), gelas ukur (berfungsi sebagai wadah untuk mengukur konsentrasi lautan), neraca digital (berfungsi sebagai alat untuk mengukur massa gula), gula pasir (berfungsi sebagai sampel yang terlarut), aquades (berfungsi sebagai sampel pelarut), tissue dan lap kasar (berfungsi untuk membersihkan alat).
C.     Prosedur Percobaan
                        Prosedur dalam percobaan ini yaitu :
Gambar III.1 (Prosedur Percobaan Polarimeter)
1.         Membuat larutan gula dengan konsentrasi masing-masing 0,05 gr/ml,  0,10 gr/ml dan 0,15 gr/ml. Memperhatikan cara melarutkan gula setelah gula larut semua barulah ditambahkan dengan pelarut sampai volume yang telah ditentukan.
2.         Mencuci sebersih mungkin tabung pemutar, mengisi dengan aquades dan memasukkan ke dalam polarimeter. Menjaga agar bagian luar tabung terutama pada bagian ujungnya.
3.         Menentukan titik setimbang polarimeter dan mencatat kedudukannya.  Mengulangi pengamatan ini beberapa kali.
4.         Mengosongkan tabung pemutar dan mengganti isinya dengan larutan gula (konsentrasi 0,10 gr/ml). Kemuadian tabung ini dimasukkan ke polarimeter. Setelah itu, memutar-mutar analisator hingga kedudukan setimbang diperoleh lagi. Mencatat kedudukan ini dan mengulangi sebanyak 3 kali.
5.         Mengulangi percobaan poin 2 s/d 4 untuk larutan-larutan dengan konsentrasi lainnya.
6.         Membuat tabel pengamatan kemudian mencatat dan memasukkan data-data yang sudah diperoleh ke dalam tabel pengamatan.
    IV.     HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
Kosentrasi 5 %
l = 10 cm
No
Peristiwa
θ
θ
θ
rata-rata thetha
1
Terang
9.26
4.04
7.38
6.893333333
2
Gelap
0.04
6.77
2.08
2.963333333
3
Gelap terang gelap
7.35
9.39
0.054
5.598
4
Terang gelap
terang
10.1
5.67
7.76
7.843333333
total rata-rata
5.8245

l= 20 cm
No
Peristiwa
θ
θ
θ
rata-rata thetha
1
Terang
3.4
9.72
4.88
6
2
Gelap
3.12
5.17
5.18
4.49
3
Gelap terang gelap
3.24
0.2
9.36
4.266666667
4
Terang gelap
terang
10.11
10.17
10.16
10.14666667
total rata-rata
6.225833333

Konsentrasi 10 %
L=10 cm
No
Peristiwa
θ
θ
θ
rata-rata thetha
1
Terang
7.77
2.89
2.19
4.283333333
2
Gelap
4.14
4.65
10.27
6.353333333
3
Gelap terang gelap
9.37
10.43
6.25
8.683333333
4
Terang gelap
terang
9.1
0.5
7.54
5.713333333
total rata-rata
6.258333333

Konsentrasi 15 %
L= 10 cm
No
Peristiwa
θ
θ
θ
rata-rata thetha
1
Terang
6.96
3.2
10.03
6.73
2
Gelap
3..16
7.24
3.16
4.52
3
Gelap terang gelap
2.36
0.8
6.3
3.153333333
4
Terang gelap
terang
8.6
6.4
9.15
8.05
total rata-rata
5.613333333

IV.2 Analisi Data
Menentukan daya putar spesifik

Ɵ =
Ɵ = Sudut Putar Larutan (o)
 = Panjang Tabung (dm)
 = Konsentrasi Larutan (gr/cc)

a.    Konsentrasi 5% dengan l = 10 cm
α1 =  =  =1,852
α2 =  =  = 808
α3 =  =  = 1,476
α4 =  =  = 8
α5 =  =  = 1,354
α6 =  =  = 416
α7 =  =  = 1,470
α8 =  =  = 1,878
α9 =  =  = 10,8
α10 =  =  = 2,020
α11 =  =  =1,134
α12 =  =  = 1,552
Rata-rata α = = 349,726
b.   Konsentrasi 5% dengan l = 20 cm
α1 =  =  = 340
α2 =  =  = 972
α3 =  =  = 488
α4 =  =  = 312
α5 =  =  = 517
α6 =  =  = 518
α7 =  =  = 324
α8 =  =  = 20
α9 =  =  = 936
α10 =  =  = 1,011
α11 =  =  = 1,017
α12 =  =  = 1,016
Rata-rata α = = 343,670
c.    Konsentrasi 10% dengan l = 10 cm
α1 =  =  = 777
α2 =  =  = 289
α3 =  =  = 219
α4 =  =  = 414
α5 =  =  = 465
α6 =  =  = 1027
α7 =  =  = 937
α8 =  =  = 1043
α9 =  =  = 625
α10 =  =  = 910
α11 =  =  = 50
α12 =  =  = 754
Rata-rata α = = 571,83
d.   Konsentrasi 15% dengan l = 10 cm
α1 =  =  = 464
α2 =  =  = 213.3
α3 =  =  =668.7
α4 =  =  = 204
α5 =  =  = 482,7
α6 =  =  = 204
α7 =  =  = 157,3
α8 =  =  =53,3
α9 =  =  = 420
α10 =  =  = 573,3
α11 =  =  = 426,6
α12 =  =  = 620

Rata-rata α = = 368,933
IV.3 Grafik
IV.3.1   Grafik 4.1 Hubungan antara panjang tabung(l) dengan daya putar spesifik(°).
panjang tabung
sudut putar (α)
10
564.197
20
314.614


IV.3.2 Grafik 4.2 Hubungan antara Konsentari larutan(gr/cc) dengan daya putar spesifik(°).
Konsentari larutan(gr/cc)
Daya putar spesifik(°).
5

564.197
10

315.823
15

283.531







IV.3.3 Grafik 4.3 Hubungan antara Peristiwa dengan Rata-rata theta(θ).
No.
Peristiwa
Rata-rata theta
1
terang
6.73
2
gelap
4.52
3
gelap terang gelap
8.05
4
terang gelap terang
3.153333


IV.4 Pembahasa
Pada percobaan ini, kita menpelajari dan memahami tentang polarimeter. Polarimeter adalah suatu metode analisa kimia berdasarkan atas pengukuran daya putar optis dari suatu senyawa optis aktif terhadap sinar yang terpolarisir. Senyawa terpolarisir yaitu suatu senyawa yang dapat memutar bidang getar terpolarisasi.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui besarnya sudut putar larutan glukosa pada konsentrasi  5%,10%, dan 15%. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan polarimeter.larutan blakon yang digunakan adalah aquades, sedangkan larytan sampel yang digunakan adalah glukosa. Hai ini karena glukosa merupakan senyawa optic aktif karena memiliki atam c kiral sehingga dapat memutar bidang polarisasi
pada percobaan pertama dilakukan pengambilan data dengan menggunakan aquades konsentrasi 5 % dan l = 10 cm.ditemukan nilai rata-rata dari sudut putarnya adalah 5.824dan daya putar rata-rata adalah 585.218. Percobaan kedua dengan menggunakan sampel yang sama yaitu konsentrasi 5% dan l = 20 cm  dimana pada aquades dicampurkan dengan gula sehingga memiliki konsentrasi 10% dan ditemukan sudut rata-rata yaitu 6.2258dan daya putar rata-rata adalah 625.906 . dan pada percobaan ketiga dengan konsentrasi 10%, sehingga ditemukan nilai sudut rata-rata yaitu 6.258  dan daya putar rata-rata yaitu 628.740 , pada ke empat digunakan gula sebagai sampel yang sama dengan konsentrasi sebelumnya dengan menggunakan konsentrasi 15% sehingga ditemukan sudut rata-rata adalah 5.6133 dan daya putar rata-rata adalah 564.197. Pada analisis grafik terdapat penunjukkan data yang tidak konstan mengalami kenaikan seperti grafik hubungan peristiwa dan rata-rata theta, kesalahan pada grafik tersebut diakibatkan oleh kesalahan pengamat pada saat mengambil data.
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa konsentrasi dan jenis larutan akan mempengaruhi sudut putar tergantung dari besarnya sudut putar jenis larutan tersebut. Pada saat konsentrasi gula semakin tinggi, maka cahaya yang terlihat di analisator menjadi lebih redup. Sehingga sudut putar jenisnya pun menjadi semakin besar. Ini menendakan larutan gula dapat membelokan arah getar cahaya.
 V.     PENUTUP
V.1   Kesimpulan
Kesimpulan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.   Polarimeter adalah suatu alat yang tersusun atas polarisator dan analisator. Polarimeter adalah polaroid yang dapat mempolarisasi cahaya, sedangkan analisator adalah polaroid yang dapat menganalisa/ mempolarisasikan cahaya. Menganalisa/mempolarisasikan cahaya. Polarimeter adalah suatu metode analisa yang berdasarkan pada pengukuran daya putaran optis dari suatu larutan. Daya putaran optis adalah kemampuan suatu zat untuk memutar bidang getar sinar terpolairsir. Sinar terpolarisir merupakan suatu sinar yang menpunyai satu arah bidang getar dan arah tersebut tegak lurus terhadap arah rambatnya. Rumus yang digunakan yaitun :
 
Dimana Ɵ = Sudut Putar Larutan (o),  = Panjang Tabung (dm) dan  = Konsentrasi Larutan (gr/cc)
2.      Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu : polarimeter satu set (berfungsi sebagai alat untuk mengukur sudut putar spesifik suatu larutan), Spatula (berfungsi sebagai pengaduk larutan), sumber cahaya monokromatis (berfungsi sebagai sumber cahaya), tabung pemutar (berfungsi untuk memfokuskan sumber cahaya larutan yang akan diamati), gelas ukur (berfungsi sebagai wadah untuk mengukur konsentrasi lautan), neraca digital (berfungsi sebagai alat untuk mengukur massa gula), gula pasir (berfungsi sebagai sampel yang terlarut), aquades (berfungsi sebagai sampel pelarut), tissue dan lap kasar (berfungsi untuk membersihkan alat).
3.    Cara menghitung daya putar spesifik yang digunakan rumus :
4.    Kesimpulan dari keseluruhan percobaan polarimeter yaitu konsentrasi dan jenis larutan akan mempengaruhi sudut putar tergantunh dari besarnya sudut putar jenis larutan tersebut. Pada saat konsentrasi gula semakin teinggi, maka cahaya yang terlihat dianalisator menjadi lebih redup. Sehingga sudut putar jenisnya menjadi semakin besar. Ini menandakan larutan gula dapat membelokan arah getar cahaya.
A.     Saran
               Saranyang dapat disampaikan pada percobaan ini adalah sebaiknya pada praktikum selanjutnya larutan optic aktif yang digunakan bukan hanya larutan gula saja sehingga ada perbandingan antarasampel optic aktif dan yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ismono. 1983. Cara-Cara Optik Dalam Analisa Kimia. Bandung : Departemen Kimia ITB.

Khopkar, S.M. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press

Matsjeh, Sabirin. 1983. Kimia Organik II. Jogjakarta : UNJ

Wikipedia.2014. Polarimeter. http://www.wikipwdia.org/wiki/polarimeter diakses pada 20 november 2016