Selasa, 29 Agustus 2017

Proses Pembentukan Gunung



KATA PENGANTAR
           
Puji syukur dipanjatkan kepada tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya  makalah untuk mata kuliah Geologi dasar Ini dapat dibuat dengan tepat waktu ,dan terima kasih
Sebagai bahan tugas terstruktur pembuat makalah ini mendapat topic adalah “ Proses pembentukan Pegunungan “. Yang mana dengan pem buatan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis makalah ini, dan dapat bermanfaat bagi yang menbacanya
Samata- Gowa 13 maret 2017
                                                                                                              Penyusun 




                                                                                                                   Kelompok 6















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pegertian Pegunungan
B.     Proses terbentuknya pegunungan
C.     Tipe-tipe pegunungan
D.    Gaya yang berada pada batuan
E.     Jalur pegunungan
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pegunungan merupakan suatu kenampakan yang sangat spektakuler, yang menjulang ke atas sampai beberapa ratus meter bahkan lebih, dari dataran yang ada sekelilingnya. Beberapa dari kenampakan itu merupakan suatu massa tunggal yang terisolasi, sedang beberapa lainnya merupakan suatu rangkaian pegunungan yang sangat panjang.
Secara umum proses yang membentuk suatu sistem pegunungan disebut dengan proses orogenesis. Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani oros (pegunungan) dan genesis (pembentukan atau mula jadi). Sistem pegunungan akibat dari proses tersebut menunjukkan adanya suatu gaya yang sangat besar yang mengakibatkan terjadnya perlipatan (folded), pensesaran (faulted) dan umumnya merubah bentuk bagian kerak bumi yang besar. Meskipun gaya yang sangat besar merupakan faktor utama pembentukan pegunungan ini, tetapi hasil kerja proses-proses eksogen oleh air ataupun es yang mengerosi pegunungan tersebut, menyebabkan kenampakan bentang alam pegunungan tersebut lebih indah.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud pegunungan ?
2.      Bagaimana proses terbentuknya pegunungan ?
3.      Sebutkan tipe pegunungan ?
4.      Menjelaskan  jalur pegunungan ?
C.     TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pegertian pegunungan
2.      Untuk mengetahui proses terbentuknya pegunungan
3.      Untuk mengetahui proses pegunungan
4.      Untuk mengetahui jalur pegunungan







BAB II
PEMBAHASAN

A.    PEGERTIAN PEGUNUNGAN
Pegunungan merupakan suatu kenampakan yang sangat spektakuler, yang menjulang ke atas sampai beberapa ratus meter bahkan lebih, dari dataran yang ada sekelilingnya. Beberapa dari kenampakan itu merupakan suatu massa tunggal yang terisolasi, sedang beberapa lainnya merupakan suatu rangkaian pegunungan yang sangat panjang. Beberapa dari rangkaian tersebut merupakan rangkaian pegunungan yang masih sangat muda, seperti Pegunungan Himalaya, yang masih tumbuh sampai sekarang. Sedang lainnya merupakan rangkaian pegunungan yang sudah tua dan sudah mengalami proses penurunan (perataan) permukaannya.
B.     PROSES TERBENTUKNYA PEGUNUNGAN
            Seperti yang telah diketahui sejak lama, bahwa suatu sistem pegunungan mempunyai banyak kenampakan yang umum. Dari hal tersebut, para ahli geologi dapat menyimpulkan bahwa sistem tersebut memiliki sejarah pembentukan yang berbeda. Beberapa sistem pegunungan muda sejajar dengan pantai suatu benua. Mereka disusun oleh batuan sedimen yang sangat tebal dapat mencapai 15.000 m dan telah mengalami perlipatan, persesaran dan diterobos oleh tubuh batuan beku. Sampai pada dekade terakhir dipercaya bahwa batuan sedimen tersebut dibentuk oleh proses sedimentasi pada cekungan yang mengalami penurunan perlahan yang disebut geosinklin. Setelah ketebalan yang sangat besar dari sedimen tersebut terbentuk,suatu gaya horisontal dari sisi-sisi geosinklin tersebut menekan sedimen sehingga mengalami pemendekan dan penebalan dari kerak bumi. Proses ini menghasilkan suatu sistem pegunungan yang tinggi dan secara bersamaan menekan sedimen tersebut ke tempat yang lebih dalam pada kerak bumi. Juga dipercaya, sedimen yang tertanam jauh di dalam bumi menyebabkan magma menerobos ke atas pada batuan sedimen yang tidak mencair. Jadi suatu rantai kompleks pegunungan terdiri dari batuan sedimen yang terlipat dan tersesarkan mengelilingi tubuh batuan beku intrusi dan batuan metamorf yang terbentuk.
Meskipun konsep geosinklin pada pembentukan pegunungan memiliki banyak kebaikan, tetapi penyebab proses orogenesa yang mendasari proses pembentukan tersebut tetap tidak dapat dijelaskan. Apa yang dihasilkan dari proses penurunan pada geosinklin? Mengapa sedimen yang terakumulasi relatif tidak mengalami gangguan untuk jangka waktu yang cukup lama dan tiba-tiba mengalami proses deformasi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang menyebabkan para ahli geologi tetap mencari jawaban dari problem-problem yang kompleks pada proses pembentukan pegunungan.
Dengan berkembangnya teori tektonik lempeng, beberapa pertanyaan yang muncul pada teori geosinklin dapat dijawab. Teori yang baru memberikan suatu ide bahwa suatu orogenesa disebabkan oleh karena suatu segmen yang besar dari kerak bumi mengalami pergeseran. Berdasarkan teori tektonik lempeng, pembentuk pegunungan terjadi pada batas lempeng yang konvergen. Pada lempeng-lempeng yang saling bertumbukan ini menyebabkan terjadi suatu gaya kompresi yang melipat, mensesarkan dan mengubah endapan sedimen yang tebal yang terakumulasi pada lereng benua. Sedangkan pencairan dari kerak samudera yang menunjam merupakan sumber magma yang menerobos batuan-batuan yang telah mengalami deformasi.
1.      Orogenesis pada zona subduksi
Pada tahap awal dari perkembangan suatu sistem kompleks pegunungan, bagian tepi kontinental masih stabil (pasif). Bagian ini bukan merupakan batas dari lempeng benua, tetapi merupakan bagian yang sama yang bergabung dengan kerak samudera. Contoh yang bagus untuk keadaan tepi kontinen yang pasif sekarang ini adalah pantai timur Amerika serikat. Disini seperti tepi kontinen lainnya yang mengelilingi Samudera Atlantik, proses pengendapan sedimen menghasilkan suatu endapan yang tebal dari batupasir, batugamping dan serpih.
Pada suatu saat, tepi benua menjadi aktif, sehingga terbentuklah zona subduksi dan proses deformasi mulai terjadi. Tempat baik untuk mengetahui suatu tepi kontinen yang aktif adalah pantai barat Amerika Selatan. Di tempat ini lempeng Nazca menunjam di bawah lempeng benua amerika Selatan sepanajng palung Peru – Chili. Zona penunjaman ini kemungkinan terbentuk bersamaan dengan pemekaran benua Pangaea. Pada saat lempeng amerika selatan berpisah dengan lempeng afrika dan perlahan bergerak ke arah barat, kerak samudera yang berbatasan dengan Amerika Selatan tertekuk dan terlipat di bawah kerak kontinental. Perubahan pada kerak samudera ini akan memberikan efek pada kerak kontinen yang ada diatasnya. Pada kasu ini batuan sedimen yang menyusun lempeng Nazca yang merupakan lereng tepi benua mengalami deformasi dan menghasilkan suatu kompleks pegunungan yang dikenal dengan nama Pegunungan Andes bagian Timur.
Penunjaman dan pencairan sebagian dari lempeng Nazca mengakibatklan perkembangan dari busur vulkanik. Pada beberapa sistem busur aktivitas vulkanik merupakan gejala yang sangat mudah dikenali, tetapi sebagian besar dari magma mengalami perpindahan tempat jauh di bawah permukaan bumi dan membentuk tubuh batuan beku batolit. Hal tersebut mengakibatkan proses penebalan dari kerak kontinental. Selanjutnya aktivitas tersebut dilanjutkan dengan proses pengangkatan. Akibat dari proses penebalan kerak kontinen ini, pegunungan andes terangkat sampai beberapa kilometer di atas palung laut.
Selama perkembangan busur vulkanik, batuan sedimen yang berasal daratan akan mengalami perombakan dan terkonsolidasikan kembali pada sisi yang berlawanan dengan jalur palung laut. Penumpukan batuan metamorf yang terbentuk dari batuan yang berasal dari kerak samudera membentuk kompleks melange. Batuan metamorf yang terdapat pada komplek mel;ange terbentuk pada kondisi tekanan yang tinggi dari proses tumbukan lempeng tektonik, tetapi pada kondisi temperatur yang agak rendah. Akibatnya batuan tersebut dapat dibedakan dengan batuan metamorf yang terbentuk pada temperatur tinggi yang berasosiasi dengan tubuh batuan beku intrusif. Apabila komplrks melange dijumpai pada bagian dalam dari kerak kontinen, hal tersebut menunjukkan daerah tersebut merupakan zona subduksi. Keadaan demikian sangat baik dan merupakan suatu petunjuk untuk menceritakan sejarah geologi kawasan tersebut.
2.      Tumbukan kontinental
Sampai pada bagian ini telah diuraikan proses pembentukan jalur orogenesis yang terbentuk akibat tumbukan antara kerak kontinental dengan kerak samudera. Tumbukan antara dua lempeng tektonik kadang-kadang terjadi juga antara kerak benua dan kerak benua. Karena batuan penyusun kerak benua relatif mengambang, maka kemungkinan terjadinya tumbukan antara fragmen kerak benua sangat besar. Contoh dari peristiwa ini terjadi sekitar 45 juta tahun yang lalu ketika India bertumbukan dengan asia. India yang pada awalnya bersatu dengan antartika, telah berjalan sejauh hampir 5000 km sebelum terjadinya tumbukan tersebut. Akibat dari proses tumbukan tersebut, terbentuk Pegunungan Himalaya dan Daratan Tinggi Tibet. Meskipun sebagian besar kerak samudera memisahkan massa daratan tersebut sebelum terjadinya tumbukan, tetapi sebagian lainnya telah dihubungkan oleh endapan sedimen laut dalam yang juga mengalami peremasan dan sekarang dijumpai pada tempat yang sangat tinggi dari permukaan laut. Setelah adanya proses tumbukan, bagian kerak samudera yang menunjam pada kerak kontinental akan terus bergerak jauh ke dalam.
Rangkaian pegunungan lainnya yang menunjukkan kejadian tumbukan kerak benua adalah Pegunungan alpen, Ural dan Appalachian. Pegunungan Appalachian diperkirakan merupakan pertemuan antara Amerika Utara, Eropa dan Afrika Utara. Meskipun ketiganya sekarang telah terpisahkan, ketiganya menunjukkan bagian dari superkontinen Pangaea tidak lebih dari 20 juta tahun lalu.
Orogenesis dari suatu rangkaian kompleks pegunungan dapat diuraikan sebagai berikut :
1.    setelah penghancuran dari kerak kontinental, endapan sedimen yang tebal terbentuk di sepanjang tepi kontinental yang stabil (pasif). Hal ini akan menyebabkan bertambah luasnya kerak kontinental.
2.    Dengan suatu sebab yang belum dimengerti, cekungan lut semakin mendekat dan konvergensi dengan kerak kontinen mulai terjadi.
3.    Hasil konvergensi kerak tersebut terjadilah penunjaman kerak oseanik ke bawah kerak kontinental dan aktivitas magma mulai terjadi. Aktivitas magma ini menghasilkan pembentukan busur vulkanik yang letaknya hanya beberapa ratus kilometer ke arah laut dari pantai purba.
4.    Rombakan hasil erosi dari busur vulkanik dan daratan ditambah rombakan sedimen yang berasal dari kerak yang menunjam, akan menambah sedimen sepanjang tepi kontinental.
5.    Konvergensi selanjutnya menyebabkan laut dangkal di belakang busur vulkanik akan semakin menyempit. Proses orogenesis ini akan mengakibatkan terjadinya deformasi dan metamorfisme sedimen belakang busur vulkanik dan berasosiasi dengan rombakan batuan vulkanik seperti pada busur vulkaniknya sendiri.
6.    Pada saat kerak kontinental bertumbukan, asosiasi aktivitas magma, proses deformasi dan metmorfisme sedimen yang terjebak, akan menghasilkan batuan kristalin sebagai inti dari rangkaian pegunungan yang baru. Bersamaan dengan deformasi dataran oseanik ini menganjak ke arah daratan. Endapan laut dangkal yang membentuk paparan benua akan terlipatkan dan tersesarkan membentuk sesar naik dengan sudut relatif kecil.
7.    Akhirnya perubahan pada batas lempeng berakhir dan rangkaian pegunungan berkembang hanya erosi selanjutnya yang akan merubah bentuk bentang alam tersebut.
Urutan proses tersebut telah terjadi berulang kali selama waktu geologi di masa lalu. Hanya tingkat deformasi, tatanan geologi dan iklim yang berbeda-beda untuk setiap proses. Jadi setiap kejadian pembentukan suatu rangkaian pegunungan merupakan event yang unik.
C.     TIPE-TIPE PEGUNUNGAN
Meskipun tidak ada suatu rangkaian pegunungan yang sama satu sama lain, tetapi suatu sistem pegunungan dapat diklasifikasikan berdasarkan pada karakteristiknya yang dominan. Berdasarkan kriteria tersebut, maka ada 4 (empat) tipe sistem pegunungan, yaitu :
a.    GUNUNG BERAPI 
Gunung berapi adalah gunung yang terbentuk jika magma dari perut bumi naik ke permukaan.Gunung berapi dapat dikelompokkan menurut tingkat kedasyatan letusan, apakah itu dasyat ataupun tenang, dan tipe bahan yang dimuntahkan sewaktu meletus.  Di kala meletus, gunung berapi mengeluarkan lava, bom gunung berapi, terak, abu gunung berapi, gas panas, dan uap. Bahan yang disemburkan oleh letusan gunung berapi mempunyai sifat-sifat yang tidak dimiliki batuan lain.

b.      PEGUNUNGAN LIPAT
Pegunungan lipat terbentuk bila massa strata sedimen yang besar terlipat oleh tekanan dari dalam kerak bumi. Karena proses pelipatan, lebar strata sedimen menciut, sedangkan tebalnya bertambah. Lapisan strata sedimen yang terlipat ke atas disebut lipatan atas atau antiklin.Yang terlipat kebawah dinamakan lipatan bawah atau sinklin. Pegunugan lipat terdiri dari endapan-endapan seperti kapur dan lempung, yang terbentuk dari partikel-partikel batu tua, sisa-sisa tanaman dan binatang yang berada di bawah air dan mengeras.Panas bumi dan tekanan merubah beberapa batuan menjadi marmer dan batu tulis.Contoh gunung atau pegunungan lipat adalah pegunungan Himalaya dengan Gn.Everest yakni gunung tertinggi di dunia, pegunungan Alpen di Eropa, dan pegunungan Appalachian di Amerika Serikat.
c.       PEGUNUNGAN BONGKAH
Pegunungan yang dihasilkan oleh pengang- katan kerak Bumi, khususnya sepanjang garis sesar atau garis retakan, dinamakan pegunungan bungkah atau horst.Pada pegunungan bungkah sisi lereng yang curam ter-erosi dan menghasilkan puing-puing yang mengumpul di dasar gunung. Contoh pegungan bongkah ialah pegunungan Teton di Wyoming, pegunungan Wasatch di Utah, pegunungan Harz di Jerman dan Sierra Nevada di California.
d.      PEGUNUNGAN RESIDU
Pegunungan residu terjadi bila pegunungan atau dataran tinggi dikikis dan diauskan oleh angin dan hujan dalam jangka waktu yang lama, sehingga membentuk lembah dan jurang.Contoh pegunungan yang terbentuk karena erosi adalah pegunungan Catskill di New York, Amerika Serikat yakni dataran tinggi yang dikikis oleh sungai dan aliran gleser sehingga membentuk puncak dan lembah.
D.    JALUR PEGUNUNGAN
Ada tiga jalus pegunungan lipatan di dunia, yaitu :
1.       Pegunungan Sirkum Pasifik Jalur Pegunungan Sirkum Pasifik adalah rangkaian atau jalur pegunungan lipatan yang mengelilingi Samudra pasifik. Rangkaian jalur pegunungan Sirkum Pasifik ini dimulai dari
·         Pegunungan Andes di Amerika Selatan Menuju utara ke
·         Pegunungan Sieera Nevada di Mexico, terus ke utara menuju
·         Pegunungan Rocky di Amerika Utara, terus ke arah utara menuju
·       Pegunungan Alaska di negara bagian Alaska, selanjutnya ke barat dan selatan menuju
·         Pegunungan di Kep. Aleutian dan Kep. Jepang, Taiwan, Menuju o Filipina terus ke Indonesia dan berakhir di Laut Banda
2.        Pegunungan Sirkum Mediteran Jalur Pegunungan Sirkum Mediteran adalah pegunungan lipatan yang melingkari bagian tengah benua Eropa dan Asia. Jalur pegunungan Sirkum Mediteran ini secara urut dari arah barat ke timur, dimulai dari:
·         Pegunungan Atlas di Afrika Utara menuju ke
·         pegunungan Alpen di eropa selatan, terus menuju ke
·         Pegunungan Kaukasus di Jazirah Balkan, terus menuju ke
·         Pegunungan Elburizan di Asia kemudian ke o Pegunungan Himalaya
·         Pegunungan Arakan Yoma, Zamaika, Andaman, dan Nicobar sterusnya masuk ke Indonesia dan berakhir di Laut Banda.
3.       Pegunungan Sirkum Australia Jalur pegunungan lipatan Australia ini rangkaiannya dimulai dari pegunungan Alpen di Australia menuju ke Selandia Baru, California, dan masuk irian Timur wilayah Papua Nugini. Rangakian terus menyambung ke arah barat menuju Irian Barat Wilayah Indonesia sampai ke wilayah kepala Burng bahkan ada yang sampai ke pulau Halmahera. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah Indonesia merupakan tempat pertemuan tiga jalur pegunungan muda dunia. Akibat dari keadaan tersebut wilayah Indonesia menjadi labil dan rawan bencana. Keadaan labil disebabnya banyaknya gempa bumi, baik gempa tektonik maupun gempa vulkanik. Rawan bencana di Indoensia juga disebabkan karena Indonesia merupakan pertemuan bebebrapa lempeng benua dan samudra.
E.     GAYA YANG BEKERJA PADA BATUAN
Gaya yang bekerja pada batuan terdiri atas dua yaitu :
1.      Pensesaran (faulting)
Sesar (fault), sering juga disebut patahan, merupakan retakan pada batuan kerak bumi yang disertai dengan pergeseran sepanjang retakan tersebut. Sesar dikategorikan dengan dasar pergerakan relatif antara bagian-bagian yang terletak di kedua sisi dari bidang sesarnya. Pergerakan tersebut dapat horisontal, vertikal maupun menyudut (oblique),ada beberapa jenis sesar atau fault, yaitu :
·         Sesar Naik Sesar naik yaitu gejala pergeseran atau gerakan sesar yang atap sesarnya bergerak ke atas (vertikal). Sesar ini juga disebut dengan istilah reverse fault atau thrust. Sesar naik yang jarak pergeserannya sampai beberapa KM dan bagian yang satu menutup bagian yang lain disebut sesar sungkup. Sesar naik dibedakan menjadi dua, yaitu sesar naik yang sebenarnya dan sesar naik biasa. Beberapa contoh pegunungan patahan yang merupakan hasil dari proses alam sesar naik, yaitu:
·      Pegunungan Bukit barisan, memanjang dari Sumatra Utara sampai Teluk Semangko di Sumatra Selatan yang disebut dengan Zone patahan Semangko
·      Pegunungan patahan Matano, di sulawesi memanjang mulai Teluk tolo melalui Danau Matana memotong Pegunungan Tineba dan Pegunungan Takolekaju sampai selat Makasar
·      Pegunungan Patahan Palu-Karo, membujur dari utara melalui Palu menuju Teluk Bone, dan lain sebagainya.
·         Sesar Turun Sesar Turun adalah gejala pergeseran atau gerakan sesar yang atap sesarnya bergerak turun terhadap alas sesarnya. Sesar turun dikelompokkan menjadi dua, yaitu sesar turun yang sebenarnya dan sesar turun biasa.
·         Sesar Mendatar .Sesar mendatar adalah sesar yang arah erakanya atau pergeseran horizontal meskipun masih ada sedikit gerak vertikal. Sesar mendatar ini biasanya dijumpai pada daerah daerah yang mengalami lipatan dan pergeseran lapisan kulit bumi naik.
·         Horst Apa yang dimaksud dengan Horst ?Horst adalah bagian dari patahan yang meninggi atau muncul lebih tinggi dari daerah skitarnya, berbentuk memanjang seperti pematang.Horst ini juga disebut dengan istilah pematang atau lurah sesar ataupun sembul. Contoh dari horst adalah Horst Vogesen dan Horst Schwarzwald di Eropa Barat, Dataran Tinggi Judea dan Trans Jordania di Jordania.
·         Graben Graben adalah sebuah jalur batuan yang terletak di antara dua bidang kanan kirinya yang lebih tinggi, bidang sesarnya sempit, hampir sejajar, dan memanjang. Graben juga disebut dengan istilah slenk atau terban. Contoh graben yaitu:
o  Lembah Rheine di Eropa Barat o Lembah Jordan dan Laut mati di Eropa TImur.
o   Graben Afrika Timur terletak di Benua Afrika bagian timur.
·         Step Faulting Step faulting adalah seperangkat gejala sesar turun dengan arah lemparan yang sama. Step faulting ini merupakan sesar yang bentuknya seperti tangga, maka disebut sesar bentuk tangga. Sebuah pegunungan yang banyak patahan secara step faulting disebut denan pegunungan patahan.
2.      Perlipatan (Folding)
Selama proses pembentukan pegunungan, batuan volkanik dan batuan sedimen yang mendatar, akan mengalami pelengkungan membentuk suatu seri lipatan. Proses tersebut mengakibatkan adanya pemendekan dan penebalan dari batuan penyusun kerak bumi. Bagian perlipatan yang menonjol ke atas disebut dengan antiklin (anticline), sedangkan bagian yang cekung disebut dengan sinklin (sincline). Berdasarkan orientasi sayap-sayapnya, perlipatan dapat dibedakan menjadi perlipatan simetri, asimetri dan menggantung (overtuned).









BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Pegunungan merupakan suatu kenampakan yang sangat spektakuler, yang menjulang ke atas sampai beberapa ratus meter bahkan lebih, dari dataran yang ada sekelilingnya.
2.       Gunung terjadi karena adanya proses gaya tektonik yang bekerja dalam bumi yang disebut dengan orogenesis dan epeirogenesis.
3.      berdasarkan kriteria tersebut, maka ada 4 (empat) tipe sistem pegunungan, yaitu pegunungan berapi, pegunungan patahan, pegunungan bongkahan dan pegunungan residu
4.      jalur pegunungan terbagi menjadi tiga yaitu :
a.       Pegunungan Sirkum Pasifik Jalur Pegunungan Sirkum Pasifik
b.      Pegunungan Sirkum Mediteran Jalur Pegunungan Sirkum Mediteran
c.       Pegunungan Sirkum Australia Jalur pegunungan lipatan Australia

 B. SARAN
 1. Sebaiknya saat kuliah berlangsung para mahasiswa aktif berdiskusi mengenai materi yang disampaikan.
 2.  Dosen sebaiknya memberikan sidikit materi kepada mahasiswa dan meluruskan apabila ada perbedaan pendapat saat diskusi berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA
Bowler, Sue.2002. Bumi Yang Gelisah.Jakarta: Erlangga.
 Endarto, Danang. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UNS Press.
Sapiee, Benjamin dkk. Catatan Kuliah Geologi Fisik. Bandung: ITB
Wirdiyatmoko,k, dan bintarto., (2006). GEOGRAFI sma , Jakarta:Penerbit Erlangga