KATA
PENGANTAR
Puji
syukur dipanjatkan kepada tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya makalah untuk mata kuliah Geologi dasar Ini
dapat dibuat dengan tepat waktu ,dan terima kasih
Sebagai
bahan tugas terstruktur pembuat makalah ini mendapat topic adalah “ Proses
pembentukan Pegunungan “. Yang mana dengan pem buatan makalah ini diharapkan
dapat menambah wawasan penulis makalah ini, dan dapat bermanfaat bagi yang
menbacanya
Samata- Gowa 13
maret 2017
Penyusun
Kelompok 6
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pegertian Pegunungan
B.
Proses terbentuknya pegunungan
C.
Tipe-tipe pegunungan
D.
Gaya yang berada pada batuan
E.
Jalur pegunungan
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Pegunungan
merupakan suatu kenampakan yang sangat spektakuler, yang menjulang ke atas
sampai beberapa ratus meter bahkan lebih, dari dataran yang ada sekelilingnya.
Beberapa dari kenampakan itu merupakan suatu massa tunggal yang terisolasi,
sedang beberapa lainnya merupakan suatu rangkaian pegunungan yang sangat
panjang.
Secara
umum proses yang membentuk suatu sistem pegunungan disebut dengan proses orogenesis.
Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani oros (pegunungan) dan genesis
(pembentukan atau mula jadi). Sistem pegunungan akibat dari proses tersebut
menunjukkan adanya suatu gaya yang sangat besar yang mengakibatkan terjadnya
perlipatan (folded), pensesaran (faulted) dan umumnya merubah
bentuk bagian kerak bumi yang besar. Meskipun gaya yang sangat besar merupakan
faktor utama pembentukan pegunungan ini, tetapi hasil kerja proses-proses
eksogen oleh air ataupun es yang mengerosi pegunungan tersebut, menyebabkan
kenampakan bentang alam pegunungan tersebut lebih indah.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
yang dimaksud pegunungan ?
2.
Bagaimana
proses terbentuknya pegunungan ?
3.
Sebutkan
tipe pegunungan ?
4.
Menjelaskan jalur pegunungan ?
C.
TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui pegertian pegunungan
2.
Untuk
mengetahui proses terbentuknya pegunungan
3.
Untuk
mengetahui proses pegunungan
4.
Untuk
mengetahui jalur pegunungan
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PEGERTIAN
PEGUNUNGAN
Pegunungan merupakan suatu kenampakan yang sangat
spektakuler, yang menjulang ke atas sampai beberapa ratus meter bahkan lebih,
dari dataran yang ada sekelilingnya. Beberapa dari kenampakan itu merupakan
suatu massa tunggal yang terisolasi, sedang beberapa lainnya merupakan suatu
rangkaian pegunungan yang sangat panjang. Beberapa dari rangkaian tersebut
merupakan rangkaian pegunungan yang masih sangat muda, seperti Pegunungan
Himalaya, yang masih tumbuh sampai sekarang. Sedang lainnya merupakan rangkaian
pegunungan yang sudah tua dan sudah mengalami proses penurunan (perataan)
permukaannya.
B. PROSES
TERBENTUKNYA PEGUNUNGAN
Seperti yang telah diketahui sejak
lama, bahwa suatu sistem pegunungan mempunyai banyak kenampakan yang umum. Dari
hal tersebut, para ahli geologi dapat menyimpulkan bahwa sistem tersebut
memiliki sejarah pembentukan yang berbeda. Beberapa sistem pegunungan muda
sejajar dengan pantai suatu benua. Mereka disusun oleh batuan sedimen yang
sangat tebal dapat mencapai 15.000 m dan telah mengalami perlipatan, persesaran
dan diterobos oleh tubuh batuan beku. Sampai pada dekade terakhir dipercaya
bahwa batuan sedimen tersebut dibentuk oleh proses sedimentasi pada cekungan
yang mengalami penurunan perlahan yang disebut geosinklin. Setelah
ketebalan yang sangat besar dari sedimen tersebut terbentuk,suatu gaya
horisontal dari sisi-sisi geosinklin tersebut menekan sedimen sehingga
mengalami pemendekan dan penebalan dari kerak bumi. Proses ini menghasilkan
suatu sistem pegunungan yang tinggi dan secara bersamaan menekan sedimen
tersebut ke tempat yang lebih dalam pada kerak bumi. Juga dipercaya, sedimen
yang tertanam jauh di dalam bumi menyebabkan magma menerobos ke atas pada
batuan sedimen yang tidak mencair. Jadi suatu rantai kompleks pegunungan
terdiri dari batuan sedimen yang terlipat dan tersesarkan mengelilingi tubuh
batuan beku intrusi dan batuan metamorf yang terbentuk.
Meskipun
konsep geosinklin pada pembentukan pegunungan memiliki banyak kebaikan, tetapi
penyebab proses orogenesa yang mendasari proses pembentukan tersebut tetap
tidak dapat dijelaskan. Apa yang dihasilkan dari proses penurunan pada
geosinklin? Mengapa sedimen yang terakumulasi relatif tidak mengalami gangguan
untuk jangka waktu yang cukup lama dan tiba-tiba mengalami proses deformasi?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang menyebabkan para ahli geologi tetap mencari
jawaban dari problem-problem yang kompleks pada proses pembentukan pegunungan.
Dengan
berkembangnya teori tektonik lempeng, beberapa pertanyaan yang muncul pada
teori geosinklin dapat dijawab. Teori yang baru memberikan suatu ide bahwa
suatu orogenesa disebabkan oleh karena suatu segmen yang besar dari kerak bumi
mengalami pergeseran. Berdasarkan teori tektonik lempeng, pembentuk pegunungan
terjadi pada batas lempeng yang konvergen. Pada lempeng-lempeng yang saling
bertumbukan ini menyebabkan terjadi suatu gaya kompresi yang melipat, mensesarkan
dan mengubah endapan sedimen yang tebal yang terakumulasi pada lereng benua.
Sedangkan pencairan dari kerak samudera yang menunjam merupakan sumber magma
yang menerobos batuan-batuan yang telah mengalami deformasi.
1.
Orogenesis pada zona subduksi
Pada tahap
awal dari perkembangan suatu sistem kompleks pegunungan, bagian tepi
kontinental masih stabil (pasif). Bagian ini bukan merupakan batas dari lempeng
benua, tetapi merupakan bagian yang sama yang bergabung dengan kerak samudera.
Contoh yang bagus untuk keadaan tepi kontinen yang pasif sekarang ini adalah
pantai timur Amerika serikat. Disini seperti tepi kontinen lainnya yang
mengelilingi Samudera Atlantik, proses pengendapan sedimen menghasilkan suatu
endapan yang tebal dari batupasir, batugamping dan serpih.
Pada
suatu saat, tepi benua menjadi aktif, sehingga terbentuklah zona subduksi dan
proses deformasi mulai terjadi. Tempat baik untuk mengetahui suatu tepi
kontinen yang aktif adalah pantai barat Amerika Selatan. Di tempat ini lempeng
Nazca menunjam di bawah lempeng benua amerika Selatan sepanajng palung Peru –
Chili. Zona penunjaman ini kemungkinan terbentuk bersamaan dengan pemekaran
benua Pangaea. Pada saat lempeng amerika selatan berpisah dengan lempeng afrika
dan perlahan bergerak ke arah barat, kerak samudera yang berbatasan dengan
Amerika Selatan tertekuk dan terlipat di bawah kerak kontinental. Perubahan
pada kerak samudera ini akan memberikan efek pada kerak kontinen yang ada
diatasnya. Pada kasu ini batuan sedimen yang menyusun lempeng Nazca yang
merupakan lereng tepi benua mengalami deformasi dan menghasilkan suatu kompleks
pegunungan yang dikenal dengan nama Pegunungan Andes bagian Timur.
Penunjaman
dan pencairan sebagian dari lempeng Nazca mengakibatklan perkembangan dari
busur vulkanik. Pada beberapa sistem busur aktivitas vulkanik merupakan gejala
yang sangat mudah dikenali, tetapi sebagian besar dari magma mengalami
perpindahan tempat jauh di bawah permukaan bumi dan membentuk tubuh batuan beku
batolit. Hal tersebut mengakibatkan proses penebalan dari kerak kontinental.
Selanjutnya aktivitas tersebut dilanjutkan dengan proses pengangkatan. Akibat
dari proses penebalan kerak kontinen ini, pegunungan andes terangkat sampai
beberapa kilometer di atas palung laut.
Selama
perkembangan busur vulkanik, batuan sedimen yang berasal daratan akan mengalami
perombakan dan terkonsolidasikan kembali pada sisi yang berlawanan dengan jalur
palung laut. Penumpukan batuan metamorf yang terbentuk dari batuan yang berasal
dari kerak samudera membentuk kompleks melange. Batuan metamorf yang
terdapat pada komplek mel;ange terbentuk pada kondisi tekanan yang tinggi dari
proses tumbukan lempeng tektonik, tetapi pada kondisi temperatur yang agak
rendah. Akibatnya batuan tersebut dapat dibedakan dengan batuan metamorf yang
terbentuk pada temperatur tinggi yang berasosiasi dengan tubuh batuan beku
intrusif. Apabila komplrks melange dijumpai pada bagian dalam dari kerak
kontinen, hal tersebut menunjukkan daerah tersebut merupakan zona subduksi.
Keadaan demikian sangat baik dan merupakan suatu petunjuk untuk menceritakan
sejarah geologi kawasan tersebut.
2.
Tumbukan kontinental
Sampai
pada bagian ini telah diuraikan proses pembentukan jalur orogenesis yang
terbentuk akibat tumbukan antara kerak kontinental dengan kerak samudera.
Tumbukan antara dua lempeng tektonik kadang-kadang terjadi juga antara kerak
benua dan kerak benua. Karena batuan penyusun kerak benua relatif mengambang,
maka kemungkinan terjadinya tumbukan antara fragmen kerak benua sangat besar.
Contoh dari peristiwa ini terjadi sekitar 45 juta tahun yang lalu ketika India
bertumbukan dengan asia. India yang pada awalnya bersatu dengan antartika,
telah berjalan sejauh hampir 5000 km sebelum terjadinya tumbukan tersebut.
Akibat dari proses tumbukan tersebut, terbentuk Pegunungan Himalaya dan Daratan
Tinggi Tibet. Meskipun sebagian besar kerak samudera memisahkan massa daratan
tersebut sebelum terjadinya tumbukan, tetapi sebagian lainnya telah dihubungkan
oleh endapan sedimen laut dalam yang juga mengalami peremasan dan sekarang
dijumpai pada tempat yang sangat tinggi dari permukaan laut. Setelah adanya
proses tumbukan, bagian kerak samudera yang menunjam pada kerak kontinental
akan terus bergerak jauh ke dalam.
Rangkaian
pegunungan lainnya yang menunjukkan kejadian tumbukan kerak benua adalah
Pegunungan alpen, Ural dan Appalachian. Pegunungan Appalachian diperkirakan
merupakan pertemuan antara Amerika Utara, Eropa dan Afrika Utara. Meskipun
ketiganya sekarang telah terpisahkan, ketiganya menunjukkan bagian dari superkontinen
Pangaea tidak lebih dari 20 juta tahun lalu.
Orogenesis
dari suatu rangkaian kompleks pegunungan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. setelah penghancuran dari kerak kontinental, endapan
sedimen yang tebal terbentuk di sepanjang tepi kontinental yang stabil (pasif).
Hal ini akan menyebabkan bertambah luasnya kerak kontinental.
2. Dengan suatu sebab yang belum dimengerti, cekungan lut
semakin mendekat dan konvergensi dengan kerak kontinen mulai terjadi.
3. Hasil konvergensi kerak tersebut terjadilah penunjaman
kerak oseanik ke bawah kerak kontinental dan aktivitas magma mulai terjadi.
Aktivitas magma ini menghasilkan pembentukan busur vulkanik yang letaknya hanya
beberapa ratus kilometer ke arah laut dari pantai purba.
4. Rombakan hasil erosi dari busur vulkanik dan daratan
ditambah rombakan sedimen yang berasal dari kerak yang menunjam, akan menambah
sedimen sepanjang tepi kontinental.
5. Konvergensi selanjutnya menyebabkan laut dangkal di
belakang busur vulkanik akan semakin menyempit. Proses orogenesis ini akan
mengakibatkan terjadinya deformasi dan metamorfisme sedimen belakang busur
vulkanik dan berasosiasi dengan rombakan batuan vulkanik seperti pada busur
vulkaniknya sendiri.
6. Pada saat kerak kontinental bertumbukan, asosiasi
aktivitas magma, proses deformasi dan metmorfisme sedimen yang terjebak, akan
menghasilkan batuan kristalin sebagai inti dari rangkaian pegunungan yang baru.
Bersamaan dengan deformasi dataran oseanik ini menganjak ke arah daratan.
Endapan laut dangkal yang membentuk paparan benua akan terlipatkan dan
tersesarkan membentuk sesar naik dengan sudut relatif kecil.
7. Akhirnya perubahan pada batas lempeng berakhir dan
rangkaian pegunungan berkembang hanya erosi selanjutnya yang akan merubah
bentuk bentang alam tersebut.
Urutan proses tersebut telah terjadi berulang kali selama
waktu geologi di masa lalu. Hanya tingkat deformasi, tatanan geologi dan iklim
yang berbeda-beda untuk setiap proses. Jadi setiap kejadian pembentukan suatu
rangkaian pegunungan merupakan event yang unik.
C. TIPE-TIPE
PEGUNUNGAN
Meskipun
tidak ada suatu rangkaian pegunungan yang sama satu sama lain, tetapi suatu
sistem pegunungan dapat diklasifikasikan berdasarkan pada karakteristiknya yang
dominan. Berdasarkan kriteria tersebut, maka ada 4 (empat) tipe sistem
pegunungan, yaitu :
a.
GUNUNG BERAPI
Gunung berapi adalah gunung yang terbentuk jika
magma dari perut bumi naik ke permukaan.Gunung berapi dapat dikelompokkan
menurut tingkat kedasyatan letusan, apakah itu dasyat ataupun tenang, dan tipe
bahan yang dimuntahkan sewaktu meletus. Di kala meletus, gunung berapi
mengeluarkan lava, bom gunung berapi, terak, abu gunung berapi, gas panas, dan
uap. Bahan yang disemburkan oleh letusan gunung berapi mempunyai sifat-sifat
yang tidak dimiliki batuan lain.
b.
PEGUNUNGAN LIPAT
Pegunungan lipat terbentuk bila massa strata
sedimen yang besar terlipat oleh tekanan dari dalam kerak bumi. Karena proses
pelipatan, lebar strata sedimen menciut, sedangkan tebalnya bertambah. Lapisan
strata sedimen yang terlipat ke atas disebut lipatan atas atau antiklin.Yang
terlipat kebawah dinamakan lipatan bawah atau sinklin. Pegunugan lipat
terdiri dari endapan-endapan seperti kapur dan lempung, yang terbentuk dari
partikel-partikel batu tua, sisa-sisa tanaman dan binatang yang berada di bawah
air dan mengeras.Panas bumi dan tekanan merubah beberapa batuan menjadi marmer
dan batu tulis.Contoh gunung atau pegunungan lipat adalah pegunungan Himalaya
dengan Gn.Everest yakni gunung tertinggi di dunia, pegunungan Alpen di Eropa,
dan pegunungan Appalachian di Amerika Serikat.
c.
PEGUNUNGAN BONGKAH
Pegunungan yang dihasilkan oleh pengang- katan
kerak Bumi, khususnya sepanjang garis sesar atau garis retakan, dinamakan
pegunungan bungkah atau horst.Pada pegunungan bungkah sisi lereng yang curam
ter-erosi dan menghasilkan puing-puing yang mengumpul di dasar gunung. Contoh
pegungan bongkah ialah pegunungan Teton di Wyoming, pegunungan Wasatch di Utah,
pegunungan Harz di Jerman dan Sierra Nevada di California.
d.
PEGUNUNGAN RESIDU
Pegunungan residu terjadi bila pegunungan atau
dataran tinggi dikikis dan diauskan oleh angin dan hujan dalam jangka waktu
yang lama, sehingga membentuk lembah dan jurang.Contoh pegunungan yang
terbentuk karena erosi adalah pegunungan Catskill di New York, Amerika Serikat
yakni dataran tinggi yang dikikis oleh sungai dan aliran gleser sehingga
membentuk puncak dan lembah.
D.
JALUR PEGUNUNGAN
Ada tiga jalus pegunungan lipatan di dunia, yaitu
:
1.
Pegunungan
Sirkum Pasifik Jalur Pegunungan Sirkum Pasifik adalah rangkaian atau jalur
pegunungan lipatan yang mengelilingi Samudra pasifik. Rangkaian jalur
pegunungan Sirkum Pasifik ini dimulai dari
·
Pegunungan
Andes di Amerika Selatan Menuju utara ke
·
Pegunungan
Sieera Nevada di Mexico, terus ke utara menuju
·
Pegunungan
Rocky di Amerika Utara, terus ke arah utara menuju
· Pegunungan Alaska di negara bagian Alaska,
selanjutnya ke barat dan selatan menuju
·
Pegunungan
di Kep. Aleutian dan Kep. Jepang, Taiwan, Menuju o Filipina terus ke Indonesia
dan berakhir di Laut Banda
2. Pegunungan Sirkum Mediteran Jalur Pegunungan
Sirkum Mediteran adalah pegunungan lipatan yang melingkari bagian tengah benua
Eropa dan Asia. Jalur pegunungan Sirkum Mediteran ini secara urut dari arah
barat ke timur, dimulai dari:
·
Pegunungan
Atlas di Afrika Utara menuju ke
·
pegunungan
Alpen di eropa selatan, terus menuju ke
·
Pegunungan
Kaukasus di Jazirah Balkan, terus menuju ke
·
Pegunungan
Elburizan di Asia kemudian ke o Pegunungan Himalaya
·
Pegunungan
Arakan Yoma, Zamaika, Andaman, dan Nicobar sterusnya masuk ke Indonesia dan
berakhir di Laut Banda.
3. Pegunungan Sirkum Australia Jalur pegunungan
lipatan Australia ini rangkaiannya dimulai dari pegunungan Alpen di Australia
menuju ke Selandia Baru, California, dan masuk irian Timur wilayah Papua
Nugini. Rangakian terus menyambung ke arah barat menuju Irian Barat Wilayah
Indonesia sampai ke wilayah kepala Burng bahkan ada yang sampai ke pulau
Halmahera. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah
Indonesia merupakan tempat pertemuan tiga jalur pegunungan muda dunia. Akibat
dari keadaan tersebut wilayah Indonesia menjadi labil dan rawan bencana.
Keadaan labil disebabnya banyaknya gempa bumi, baik gempa tektonik maupun gempa
vulkanik. Rawan bencana di Indoensia juga disebabkan karena Indonesia merupakan
pertemuan bebebrapa lempeng benua dan samudra.
E.
GAYA YANG BEKERJA PADA BATUAN
Gaya yang bekerja pada batuan terdiri atas dua
yaitu :
1. Pensesaran (faulting)
Sesar (fault),
sering juga disebut patahan, merupakan retakan pada batuan kerak bumi yang
disertai dengan pergeseran sepanjang retakan tersebut. Sesar dikategorikan
dengan dasar pergerakan relatif antara bagian-bagian yang terletak di kedua
sisi dari bidang sesarnya. Pergerakan tersebut dapat horisontal, vertikal
maupun menyudut (oblique),ada
beberapa jenis sesar atau fault, yaitu :
·
Sesar
Naik Sesar naik yaitu gejala pergeseran atau gerakan sesar yang atap sesarnya
bergerak ke atas (vertikal). Sesar ini juga disebut dengan istilah reverse
fault atau thrust. Sesar naik yang jarak pergeserannya sampai beberapa KM dan
bagian yang satu menutup bagian yang lain disebut sesar sungkup. Sesar naik
dibedakan menjadi dua, yaitu sesar naik yang sebenarnya dan sesar naik biasa.
Beberapa contoh pegunungan patahan yang merupakan hasil dari proses alam sesar
naik, yaitu:
· Pegunungan Bukit barisan, memanjang
dari Sumatra Utara sampai Teluk Semangko di Sumatra Selatan yang disebut dengan
Zone patahan Semangko
· Pegunungan patahan Matano, di
sulawesi memanjang mulai Teluk tolo melalui Danau Matana memotong Pegunungan
Tineba dan Pegunungan Takolekaju sampai selat Makasar
· Pegunungan Patahan Palu-Karo,
membujur dari utara melalui Palu menuju Teluk Bone, dan lain sebagainya.
·
Sesar
Turun Sesar Turun adalah gejala pergeseran atau gerakan sesar yang atap
sesarnya bergerak turun terhadap alas sesarnya. Sesar turun dikelompokkan
menjadi dua, yaitu sesar turun yang sebenarnya dan sesar turun biasa.
·
Sesar
Mendatar .Sesar mendatar adalah sesar yang arah erakanya atau pergeseran
horizontal meskipun masih ada sedikit gerak vertikal. Sesar mendatar ini
biasanya dijumpai pada daerah daerah yang mengalami lipatan dan pergeseran
lapisan kulit bumi naik.
·
Horst
Apa yang dimaksud dengan Horst ?Horst adalah bagian dari patahan yang meninggi
atau muncul lebih tinggi dari daerah skitarnya, berbentuk memanjang seperti
pematang.Horst ini juga disebut dengan istilah pematang atau lurah sesar
ataupun sembul. Contoh dari horst adalah Horst Vogesen dan Horst Schwarzwald di
Eropa Barat, Dataran Tinggi Judea dan Trans Jordania di Jordania.
·
Graben
Graben adalah sebuah jalur batuan yang terletak di antara dua bidang kanan
kirinya yang lebih tinggi, bidang sesarnya sempit, hampir sejajar, dan
memanjang. Graben juga disebut dengan istilah slenk atau terban. Contoh graben
yaitu:
o
Lembah
Rheine di Eropa Barat o Lembah Jordan dan Laut mati di Eropa TImur.
o
Graben Afrika Timur terletak di Benua Afrika
bagian timur.
·
Step
Faulting Step faulting adalah seperangkat gejala sesar turun dengan arah
lemparan yang sama. Step faulting ini merupakan sesar yang bentuknya seperti
tangga, maka disebut sesar bentuk tangga. Sebuah pegunungan yang banyak patahan
secara step faulting disebut denan pegunungan patahan.
2. Perlipatan (Folding)
Selama
proses pembentukan pegunungan, batuan volkanik dan batuan sedimen yang
mendatar, akan mengalami pelengkungan membentuk suatu seri lipatan. Proses
tersebut mengakibatkan adanya pemendekan dan penebalan dari batuan penyusun
kerak bumi. Bagian perlipatan yang menonjol ke atas disebut dengan antiklin (anticline), sedangkan
bagian yang cekung disebut dengan sinklin
(sincline). Berdasarkan orientasi sayap-sayapnya, perlipatan
dapat dibedakan menjadi perlipatan simetri,
asimetri dan menggantung
(overtuned).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Pegunungan merupakan suatu
kenampakan yang sangat spektakuler, yang menjulang ke atas sampai beberapa
ratus meter bahkan lebih, dari dataran yang ada sekelilingnya.
2.
Gunung terjadi karena adanya proses gaya
tektonik yang bekerja dalam bumi yang disebut dengan orogenesis dan
epeirogenesis.
3. berdasarkan kriteria tersebut, maka ada 4 (empat) tipe
sistem pegunungan, yaitu pegunungan berapi, pegunungan patahan, pegunungan
bongkahan dan pegunungan residu
4. jalur pegunungan terbagi menjadi
tiga yaitu :
a. Pegunungan Sirkum Pasifik Jalur Pegunungan Sirkum Pasifik
b. Pegunungan Sirkum Mediteran Jalur Pegunungan Sirkum
Mediteran
c. Pegunungan Sirkum Australia Jalur pegunungan lipatan
Australia
B. SARAN
1. Sebaiknya saat kuliah berlangsung para
mahasiswa aktif berdiskusi mengenai materi yang disampaikan.
2. Dosen
sebaiknya memberikan sidikit materi kepada mahasiswa dan meluruskan apabila ada
perbedaan pendapat saat diskusi berlangsung.
DAFTAR
PUSTAKA
Bowler,
Sue.2002. Bumi Yang Gelisah.Jakarta: Erlangga.
Endarto, Danang. Pengantar Geologi Dasar.
Surakarta: UNS Press.
Sapiee,
Benjamin dkk. Catatan Kuliah Geologi Fisik. Bandung: ITB
Wirdiyatmoko,k,
dan bintarto., (2006). GEOGRAFI sma , Jakarta:Penerbit Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar