BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
belakang
Bumi terdiri atas lapisan padat (kerak) di bagian luar dan
cairan (magma) di lapisan bagian dalam. Di lapisan lebih dalam lagi, para
ilmuwan memperkirakan inti bumi terdiri atas nikel dan besi padat.
Tingginya temperatur dan besarnya tekanan di bagian dalam
bumi tidak memungkinkan untuk di lakukannya pengamatan langsung. Para ilmuwan
menggunakan metode tidak langsung dan menggunakan gelombang seismik (gelombang
gempa) untuk memperkirakan struktur internal bumi kita. Analisis struktur
internal bumi kita tersebut di mungkinkan karena gempa menghasilkan vibrasi
(getaran) yang kemudian di sebut gelombang seismik. Gelombang-gelombang seismik
tersebut merambat di dalam bumi dan dapat di ukur menggunakan detektor sensitif
yang di sebut seismograf. Hasil deteksi oleh seismograf disebut seismogram.
Para ilmuwan memasang seismograf di seluruh belahan bumi untuk mengamati
pergerakkan lempeng kerak bumi.
Gelombang seismik di kelompokkan menjadi 2 jenis, body waves
(gelombang tubuh) dan surface waves (gelombang permukaan). Gelombang tubuh
mencakup gelombang tekanan atau gelombang primer P (pressure waves atau primary
waves) dan gelombang S (shear waves). Gelombang S dan gelombang P inilah yang
di gunakan untuk menentukan struktur internal bumi kita. Sebenarnya ada
beberapa jenis gelombang seismik yang lain, tetapi hanya berhubungan dengan
kerusakan di permukaan bumi, hanya merambat di kerak bumi, tidak di selurauh
bagian bumi.
1.2.
Tujuan
Tujuan
pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Pegertian gelombang seismic
2.
Jenis – jenis gelombang seismic
3.
Karakteristik gelombang seismic
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Pegertian gelombang Seimik
Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena adanya gangguan di dalam kerak
bumi, misalnya adanya patahan atau adanya ledakan. Energi ini akan merambat ke seluruh
bagian bumi dan dapat terekam oleh seismometer. Gelombang seismik merupakan gelombang mekanis yang muncul
akibat adanya gempa bumi.Sedangkan gelombang secara umum adalah fenomena
perambatan gangguan (usikan) dalam medium sekitarnya. Gangguan ini mula-mula
terjadi secara lokal yang menyebabkan terjadinya osilasi (pergeseran) kedudukan
partikel-partikel medium, osilasi tekanan maupun osilasi rapat massa. Karena gangguan
merambat dari suatu tempat ke tempat lain, berarti ada transportasi energi.
Gelombang seismik disebut juga gelombang elastik karena
osilasi partikel-partikel medium terjadi akibat interaksi antara gaya gangguan
(gradien stress) malawan gaya-gaya elastik. Dari interaksi ini muncul gelombang
longitudinal, gelombang transversal dan kombinasi diantara keduanya.Apabila
medium hanya memunculkan gelombang longitudinal saja (misalnya di dalam fluida)
maka dalam kondisi ini gelombang seismik sering dianggap sabagai gelombang
akustik.
Energi ini akan merambat ke seluruh bagian bumi dan dapat terekam
oleh seismometer. Efek yang ditimbulkan oleh adanya gelombang seismik adalah adanya gangguan alami seperti pergerakan lempeng (tektonik),
bergeraknya patahan, aktivitas gunung api (vulkanik), dan
sebagainya. Fenomena tersebut kita kenal sebagai fenomena gempa
bumi. Ketika gempa bumi terjadi, maka
gelombang akan diteruskan melalui materi disekelilingnya berupa rambatan
getaran dalam bentuk gelombang
B. Konsep
Gelombang Seismik
Gangguan ini mula-mula terjadi secara
lokal yang menyebabkan terjadinya osilasi (pergeseran) kedudukan
partikel-partikel medium, osilasi tekanan maupun osilasi rapat massa. Karena
gangguan merambat dari suatu tempat ke tempat lain, berarti ada transportasi
energi.
Gelombang seismik disebut juga gelombang
elastik karena osilasi partikel-partikel medium terjadi akibat interaksi antara
gaya gangguan (gradien stress) malawan gaya-gaya elastik. Dari interaksi ini
muncul gelombang longitudinal, gelombang transversal dan kombinasi diantara
keduanya. Apabila medium hanya memunculkan gelombang longitudinal saja
(misalnya di dalam fluida) maka dalam kondisi ini gelombang seismik sering dianggap
sebagai gelombang akustik.
Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi,
seismik refleksi lebih lazim digunakan daripada seismik refraksi. Hal tersebut
disebabkan karena siesmik refleksi mempunyai kelebihan dapat memberikan
informasi yang lebih lengkap dan baik mengenai keadaan struktur bawah
permukaan.
Penyelidikan seismik dilakukan dengan
cara membuat getaran dari suatu sumber getar. Getaran tersebut akan merambat ke
segala arah di bawah permukaan sebagai gelombang getar. Gelombang yang datang
mengenai lapisan-lapisan batuan akan mengalami pemantulan, pembiasan, dan
penyerapan. Respon batuan terhadap gelombang yang datang akan berbeda-beda
tergantung sifat fisik batuan yang meliputi densitas, porositas, umur batuan,
kepadatan, dan kedalama batuan. Galombang yang dipantulkan akan ditangkap oleh
geophone di permukaan dan diteruskan ke instrument untuk direkam. Hasil rekaman
akan mendapatkan penampang seismik.
C.
Sumber
Gelombang Seismik
Sumber
gelombang seismik pada mulanya berasal dari gempa bumi alam yang dapat berupa
gempa vulkanik maupun gempa tektonik, akan tetapi dalam seismik eksplorasi
sumber gelombang yang digunakan adalah gelombang seismik buatan. Ada beberapa
macam sumber gelombang seismik buatan seperti dinamit, benda jatuh, air gun,
water gun, vaporchoc, sparker, maupun vibroseis. Sumber gelombang seismik
buatan tersebut pada hakekatnya membangkitkan gangguan sesaat dan lokal yang
disebut sebagai gradien tegangan (stress).
Gradien
tegangan mengakibatkan terganggunya keseimbangan gaya-gaya di dalam medium
sehingga terjadi pergeseran titik materi yang menyebabkan deformasi yang menjalar
dari suatu titik ke titik lain. Deformasi ini dapat berupa pemampatan dan
perenggangan partikel-partikel medium yang menyebabkan osilasi densitas/tekanan
maupum pemutaran (rotasi) partikel-partikel medium. Apabila medium bersifat
elastis sempurna maka setelah mengalami deformasi sesaat tadi medium kembali ke
keadaan semula.
D. Tipe – Tipe Gelombang Seismik
Secara
garis besar gelombang seimiki dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
1. Menurut
cara bergetarnya
2. Menurut
tempat berjalarnya
3. Menurut
bentuk gelombangnya
a. Gelombang Seismik Menurut Cara Bergetarnya
Menurut
cara bergetarnya gelombang seismik dibagi menjadi dua macam
yaitu:
1. Gelombang Primer (longitudinal/compussional
wave)
Gelombang
primer dalah gelombang yang arah getarannya searah dengan arah bergetarnya
gelombang tersebut. Gelombang ini mempunyai kecepatan rambat paling besar
diantara gelombang seismic yang lain, Gelombang P dapat
merambat melalui batuan padat maupun zat cair. Gelombang ini mendorong dan
menarik medium yang dilewatinya sejajar dengan arah rambatnya. Jadi, gelombang
P merupakan gelombang longitudinal. Beberapa hewan kadang dapat mendeteksi
adanya gelombang ini.
Persamaan dari kecepatan gelombang P adalah sebagai berikut :
Dengan :
l : Konstanta Lame
m : Rigiditas
r : densitas
Penjalaran
gelombang P
Gelombang P
memiliki keceaptan gelombang 1,4 hingga 6,4 km/s. Gelombang P akan menjalar
lebih cepat pada medium padat, dan akan meningkat kecepatan rambatnya pada zona
yang memiliki densitas lebih besar. Gelombang P sesuai dengan sifatnya, yakni
longitudinal maka apabila dilewatkan pada medium fluid, gelombang ini tetap
masih akan bisa menjalar dengan baik. Hal ini diakarenakan medium fluid bisa
berearksi dengan kompresi.
Dari perbedaan inilah, gelombang P identik untuk mendeteksi material yang
dilaluinya.Hal ini dapat terbaca dari cepat rambat gelombang pada masing masing
medium yang dilewati.
2.
Gelombang Sekunder (transversal/shear
wave)
Gelombang sekunder adalah gelombang yang
raah getarannya tegak lurus terhadap arah perambatan gelombang. Gelombang ini
hanya dapat merambata pada material padat saja dan mempunyai kecepatan
gelombang yan lebih kecil dibandingkan gelombang primer.Gelombang S tegak lurus terhadap
arah rambatnya. Gelombang ini menggerakkan batuan ke
atas dan ke bawah. Persamaan
dari kecepatan Gelombang S(Vs) adalah sebagai berikut :
Persamaan
gelombang S
Penjalaran
Gelombang S
Ilustrasi gambar 2 menunjukkan bahwa Gelombang S menjalar berupa
pergerakan yang tranversal dan tegak lurus terhadap arahnya.Hal ini menuntut
medium yang dilewatinya mbersifat plastis (dapat dipuntir).Atas dasar konsep
inilah, maka gelombang S hanya dapat merambant pada medium padat, dan tidak
bisa merambat pada medium fluid.Hal ini dikarenakan medium fluid tidak bisa
dieberi sebuah puntiran.
Berdasarkan
tempat menjalarnya, gelombang seismik dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
gelombang tubuh (body wave) yang menjalar masuk menembus medium dan gelombang
permukaan (surface wave) dimana amplitudonya melemah bila semakin masuk ke
dalam medium. Beberapa tipe gelombang permukaan yaitu:
1. Gelombang
Rayleigh
Gelombang Rayleigh adalah gelombang yang merambat
pada batas permukaan saja dan hanya dapat merambat pada media padat serta arah
getarannya berlawanan arah dengan arah perambatannya.
2. Gelombang
Love
Gelombang love adalah gelombang
yang hanya merambat pada batas lapisan saja dan bergerak pada bidang yang
horisontal saja.
3. Gelombang
Tabung
Gelombang tabung
merupakan gerak/aliran fluida di sepanjang sumur pengeboran. Gerakan fluida ini
diakibatkan oleh getaran dinding sumur yang merambat dalam arah axial.
Gelombang tabung mempunyai tiga proses yaitu pertama adalah kontraksi dinding
sumur, kedua adalah merenggangnya dinding sumur, dan ketiga adalah aliran
fluida di dalam lubang sumur.
Muka gelombang adalah suatu bidang permukaan yang
pada suatu saat tertentu membedakan medium yang telah terusik dengan medium
yang belum terusik. Muka gelombang merupakan potret dari penjalaran usikan.
Berdasarkan bentuk muka gelombang (wave front) , gelombang seismik dapat
dibedakan atas empat macam yaitu:
1.
Gelombang Bidang
Gelombang bidang/datar
ditimbulkan oleh sumber terkomilasi. Gelombang bidang menjalar sepanjang satu
arah tertentu dengan muka gelombang yan berupa bidang datar tegak lurus pada
arah perambatan.
2.
Gelombang Silinder
Gelombang silinder
ditimbulkan oleh sumber usikan yang seragam dan terletak di sepanjang suatu
garis lurus. Gelombang silinder menjalar ke semua arah tegak lurus pada garis
sumbu dengan kecepatan yang sama.
3.
Gelombang Bola
Gelombang bola/sferis
ditimbulkan oleh sumber berupa titik (point source) yang menjalar ke segala
arah menuju ke pusat bola atau menjauhi pusat bola dengan kecepatan yang sama.
4.
Gelombang Kerucut
Gelombang kerucut ditimbulkan
oleh adanya sumber yang bergerak. Dalam hal ini sumber bergerak lebih cepat
dari pada sepat rambat gelombang itu sendiri dan muka gelombangnya berupa
kerucut-kerucut bersumbu.
E.
Pengukuran
Gelombang Seismik
Seismometer
Jika suatu gempa
mengguncang lapisan kerak bumi, guncangan itu akan diteruskan oleh getaran
yaitu gelombang seismik. Gelombang ini merambat ke segala arah dan berasal dari
sumber gempa di bawah permukaan tanah. Dengan menggunakan alat pencatat gempa,
yaitu seismograf atau seismometer, para ahli geologi dapat mengelompokkan tipe
- tipe gelombang seismik.
Seismometer berasal dari bahasa
Yunani
yaitu seismos yang berarti gempa bumi dan metero yang berarti mengukur.
Seismometer adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya
dipergunakan untuk mendeteksi gempa
bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman
dari alat ini disebut Seismogram.
Prototip dari alat
ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 132 SM oleh matematikawan dari Dinasti
Han yang bernama Chang Heng. Dengan alat ini orang pada masa tersebut bisa
menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi.Dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka kemampuan
seismometer dapat ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam
jangkauan frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti ini disebut
seismometer broadband.
Seismometer
atau Seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan
mencatat gempa
bumi. Pada prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan
pemberat dan ujung lancip seperti pensil. Dengan begitu, dapat diketahui
kekuatan dan arah gempa lewat gambaran gerakan bumi yang dicatat dalam
bentuk seismogram.
F.
Hukum Fisika Gelombang Seismik
Gelombang
seismik mempunyai kelakuan yang sama dengan kelakuan gelombang cahaya, sehingga
hukum-hukum yang berlaku untuk gelombang cahaya berlaku juga untuk gelombang
seismik. Hukum-hukum tersebut antara lain:
a.
Hukum
Snellius
Ketika gelombang seismik melalui
lapisan batuan dengan impedansi akustik yang berbeda dari lapisan batuan
yang dilalui sebelumnya, maka gelombang akan terbagi. Gelombang tersebut
sebagian terefleksikan kembali ke permukaan dan sebagian diteruskan merambat
dibawah permukaan. Penjalaran gelombang seismik mengikuti Hukum Snellius yang
dikembangkan dari Prinsip Huygens, menyatakan bahwa sudut pantul dan sudut bias
merupakan fungsi dari sudut datang dan kecepatan gelombang. Gelombang P yang
datang akan mengenai permukaan bidang batas antara dua medium berbeda akan
menimbulkangelombang refraksi dan refleksi (Hutabarat, 2009).
Gambar 1 Pemantulan dan Pembiasan
Gelombang
Hukum
Snellius dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
Sebagian
energi gelombang akan dipantulkan sebagai gelombang P dan gelombang S, dan
sebagian lagi akan diteruskan sebagai gelombang P dan gelombang S (Hutabarat,
2009).
b.
Prinsip
Huygens
Prinsip Huygens menyatakan bahwa setiap titik pada muka gelombang merupakan sumber bagi gelombang baru.Posisi dari muka gelombang dalam dapat seketika ditemukan dengan membentuk garis singgung permukaan untuk semua wavelet sekunder. Prinsip Huygens mengungkapkan sebuah mekanisme dimana sebuah pulsa seismik akan kehilangan energi seiring dengan bertambahnya kedalaman (Asparini, 2011).
Prinsip Huygens menyatakan bahwa setiap titik pada muka gelombang merupakan sumber bagi gelombang baru.Posisi dari muka gelombang dalam dapat seketika ditemukan dengan membentuk garis singgung permukaan untuk semua wavelet sekunder. Prinsip Huygens mengungkapkan sebuah mekanisme dimana sebuah pulsa seismik akan kehilangan energi seiring dengan bertambahnya kedalaman (Asparini, 2011).
Gambar 2. Prinsip Huygens
|
c.
Prinsip Fermat
Gelombang menjalar dari satu
titik ke titik lain melalui jalan tersingkat waktu penjalarannya. Dengan
demikian jika gelombang melewati sebuah medium yang memiliki variasi kecepatan
gelombang seismik, maka gelombang tersebut akan cenderung melalui zona-zona
kecepatan tinggi dan menghindari zona-zona kecepatan rendah (Jamady, 2011).
G.
Dampak terjadinya gelombang seismic
1. Gempa Bumi
Gempa bumi
adalah perisitiwa pelepasan energi dari terakumulasinya gaya akibat stress
(tekanan) dalam bumi dalam bentuk gelombang seismik. Pusat gempa bumi,
merupakan titik (tepatnya area karena merupakan luasan) di dalam bumi di
mana gempa terjadi disebut hiposenter dan titik di permukaan bumi tepat di atas
hiposenter disebut episenter.
Karena
perambatan gelombang gempa merupakan gelombang seismik maka alat untuk
merekamnya disebut seismograf dan hasil rekaman disebut seismogram. Dari
rekaman tersebut maka dapat disimpulkan penyebab terjadinya, lokasi asalnya,
kekuatannya, jenisnya serta sifat-sifatnya. Bahkan dari gelombang gempa
tersebut dapat diketahui struktur bagian bumi.
2.
Tsunami
Tsunami berasal dari bahasa
Jepang
yaitu tsu yang berarti pelabuhan dan nami yang berarti gelombang. Secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan". Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh
perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan
laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa
bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung
berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan
kelajuannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena adanya
gangguan di dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan atau adanya ledakan. Energi ini akan merambat ke seluruh
bagian bumi dan dapat terekam oleh seismometer. Gelombang seismik merupakan gelombang mekanis yang muncul
akibat adanya gempa bumi.
Jenis-jenis gelombang seismic adalah
Gelombang bodi terbagi menjadi dua, yaitu gelombang P (primer) dan gelombang S
(sekunder). Gelombang P merupakan gelombang seismik tercepat, paling dulu
sampai di lokasi gempa. Gelombang P dapat merambat melalui batuan padat maupun
zat cair. Gelombang ini mendorong dan menarik medium yang dilewatinya sejajar
dengan arah rambatnya. Jadi, gelombang P merupakan gelombang longitudinal.
Beberapa hewan kadang dapat mendeteksi adanya gelombang ini.Gelombang S lebih
lambat daripada gelombang P dan hanya dapat merambat melalui medium padat,
tidak bisa merambat melalui medium cair. Gelombang ini menggerakkan batuan ke
atas dank e bawah, tegak lurus perambatannya. Jadi, gelombang S merupakan
gelombang transversal. Gelombang permukaan juga terbagi menjadi dua, yaitu
gelombang Love dan gelombang Reyleigh. Istilah gelombang Love diambil dari nama
matematikawan Inggris A.E.H. Love, sedangkan istilah gelombang Reyleigh diambil
dari nama Lord Reyleigh yang meramalkan keberadaan gelombang ini secara
teoretis. Gelombang love mengguncang tanah dalam arah menyamping menghasilkan
gerak horizontal. Gelombang Reyleigh bergulung seperti gulungan ombak di
lautan, mengguncang tanah ke atas dan ke bawah serta mendatar. Hampir seluruh
guncangan yang terasa saat gempa bumi merupakan gelombang Reyleigh yang memang
kadang jauh lebih besar daripada jenis gelombang seismik yang lain.
efek yang ditimbulkan oleh adanya gelombang seismik adalah
adanya gangguan alami seperti
pergerakan lempeng (tektonik), bergeraknya patahan, aktivitas gunung api
(vulkanik), dan sebagainya. Fenomena tersebut kita kenal sebagai fenomena gempa bumi. Ketika gempa bumi
terjadi, maka gelombang akan diteruskan melalui materi disekelilingnya berupa
rambatan getaran dalam bentuk gelombang.
DAFTAR PUSTAKA
Asparini, Dewi. 2011. Penerapan
Metode Stacking dalam Pemrosesan Sinyal Seismik Laut di Perairan Barat Aceh.Bogor.
IPB
Munadi,
Suprajitno.2000.Aspek Fisis Seismologi Eksplorasi.Depok:UI.
Tjasono
Hk, Bayong.2003.Geosains.Bandung:ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar