Apakah itu bumi ?
A.
Bumi
Bumi
dilahirkan 4,5 milyar tahun yang lalu. Menurut ceritanya, tata surya kita yang
bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu di angkasa raya yang dalam
proses selanjutnya tumbuh menjadi gumpalan bebatuan dari mulai yang berukuran
kecil hingga ke ukuran asteroid sebesar ratusan kilometer. Bebatuan angkasa
tersebut selanjutnya saling bertabrakan, dimana awalnya tabrakan yang terjadi
masih lambat. Akibat adanya gaya gravitasi, bebatuan angkasa yang saling
bertabrakan itu saling menyatu dan membentuk suatu massa batuan yang kemudian
menjadi cikal bakal (embrio) bumi. Lama kelamaan dengan semakin banyaknya
bebatuan yang menjadi satu tersebut, embrio bumi tumbuh semakin besar. Sejalan
dengan semakin berkembangnya embrio bumi tersebut, semakin besar pula gaya
tarik gravitasinya sehingga bebatuan angkasa yang ada mulai semakin cepat
menabrak permukaan embrio bumi yang sudah tumbuh semakin besar itu. Akibat
tumbukan2 yang sangat dahsyat tersebut timbulah ledakan2 yang sudah pasti
sangat dahsyat pula yang mengakibatkan terbentuknya kawah2 yang sangat besar
dan pelepasan panas secara besar2an pula.
Laut sendiri menurut sejarahnya terbentuk
4,4 milyar tahun yang lalu, dimana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang
mendidih (dengan suhu sekitar 100C) karena panasnya bumi pada saat itu. Asamnya
air laut terjadi karena saat itu atmosfer bumi dipenuhi oleh karbon dioksida.
Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi yang
menghasilkan garam-garaman yang menyebabkan air laut menjadi asin seperti
sekarang ini. Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya
asteroid menghantam bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu bertipe
mamut alias ‘ruar biasa’ tingginya karena jarak bulan yang begitu dekat dengan
bumi.
Sebelum kita lanjutkan pembahasannya, ada
satu pertanyaan yang mengganjal yang perlu diajukan di sini, yaitu “dari mana
air yang membentuk lautan di bumi itu berasal?” Itu pertanyaan yang sukar
dijawab, dan para ahli sendiri memiliki beberapa versi tentang hal itu. Salah satu
versi yang pernah saya baca adalah bahwa pada saat itu, bumi mulai mendingin
akibat mulai berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada
saat itu tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar
matahari untuk masuk ke bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulai
terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan
tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-cekungan di bumi hingga terbentuklah
lautan.
Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida
yang ada diatmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi
dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi
cerah sehingga sinar matahari dapat kembali masuk menyinari bumi dan
mengakibatkan terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di bumi juga
mengalami pengurangan dan bagian-bagian di bumi yang awalnya terendam air mulai
kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan
terbawa ke lautan, menyebabkan air laut semakin asin.
Pada
3,8 milyar tahun yang lalu, planet bumi mulai terlihat biru karena laut yang
sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena air di laut berperan
dalam menyerap energi panas yang ada, namun pada saai itu diperkirakan belum ada
bentuk kehidupan di bumi. Kehidupan di bumi, menurut para ahli, berawal dari
lautan (life begin in the ocean). Namun demikian, masih merupakan perdebatan
hangat hingga saat ini kapan tepatnya kehidupan awal itu terjadi dan di bagian
lautan yang mana? apakah di dasar laut ataukah di permukaan? Hasil penemuan
geologis pada tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan (yang diperkirakan
berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya fosil seukuran beras dari
bakteri primitif yang diperkirakan hidup di dalam lumpur mendidih di dasar
laut.
Berikut teori tentang
proses lahirnya Bumi:
1.
Teori Ledakan Besar
Konon,
Matahari punya teman berupa Bintang. Bintang tersebut meledak dan menyisakan
bahan-bahan yang kemudian mengelilingi Matahari. Bahan-bahan itulah yang
kemudian membentuk planet-planet, termasuk Bumi.
2.
Teori Pasang Surut
Matahari
hampir berbenturan dengan sebuah Bintang. Benturan yang nyaris terjadi itu
menyebabkan beberapa gas di bagian permukaan Matahari tertarik keluar. Gas-gas
tersebut pecah dan menjadi bagian-bagian yang kemudian disebut planet.
3.
Teori Awan Gas
Mulanya,
Tata Surya merupakan awan gas yang berputar sangat cepat. Perputaran awan gas
melepaskan cincin-cincin gas, yang juga berputar sangat cepat. Lama-kelamaan,
cincin-cincin gas terbentuk menjadi planet-planet.
B. Pengertian bumi
Bumi adalah planet ketiga dari
delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya mencapai 4,6 milyar
tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU
(ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan
magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin
matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini
menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini
dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.
Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer,
berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan melindungi bumi dari sinar
ultraungu. Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara -70°C hingga 55°C
bergantung pada iklim setempat. Sehari di dibagi menjadi 24 jam dan setahun di
bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 milyar ton,
dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar
5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis
planet yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok sebagai 1.
Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas lain.
Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500°C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak bumi setebal kurang lebih 85 kilometer.
Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi kepada beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang menghasilkan gempa bumi.
Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.
Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas lain.
Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500°C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak bumi setebal kurang lebih 85 kilometer.
Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi kepada beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang menghasilkan gempa bumi.
Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.
Adapun ayat yang berhubungan dengan
pembahasan ini yaitu s. al-baqarah ayat 164 :
Artinya
:
Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi,silih bergantinya siang dan malam, bahtera
yang berlayar dilaut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah
mati(kering)-nyadan dia sebarkan dibumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran
angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi: sungguh (terdapat)
tanda-tanda (keesaan dan kebesaran allah bagi kaum yang memikirkan.
C. Struktur Bumi
Secara garis besar, lapisan yang membentuk planet bumi
terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu atmosfer dan litosfer.
1. Atmosfer
Atmosfer merupakan bagian dari planet
ini contohnya udara dan seluruh yang ada di atas permukaan bumi. Atmosfer juga
memiliki beberapa lapisan dan setiap lapisan memiliki ketebalan yang
bervariasi.
a. Troposfer adalah
bagian paling bawah, atmosfer memiliki ketinggian dari permukaan berkisar 9—17
km, di atas khatulistiwa lebih tinggi dari pada di atas daerah kutub. Memiliki
suhu 17-52 derajat celcius. Troposfer memisahkan startosfer dengan mesosfer.
b. Stratosfer adalah
lapisan udara di antara 10— 60 km di atas permukaan bumi; Stratosfer di atas
troposfer; atau bisa diartikan juga sebagai daerah atmosfer yang
terletak antara tropopause dan stratopause, di dalam daerah ini makin ke atas
suhunya makin tinggi, sekitar -57 derajat celcius, ozon berfungsi untuk menahan
sinar ultraviolet.
c. Mesosfer adalah
daerah atmosfer yang terletak antara stratopause dan mesopause, pada umumnya di
daerah ini makin ke atas, suhunya makin naik, memiliki ketebalan antara 45-75
km selain itu juga memiliki suhu lapisan berkisar dari -140 derajat celcius,
apabila terdapat suhu yang rendah dan dingin dapat mengakibatkan munculnya awan
noctilucent yang terdiri dari kristal-kristal es.
d. Ionosfer adalah
lapisan atmosfer, pada ke-tinggian l00 km di atas lapisan stratosfer,
mengandung ion dan elektron bebas yang dihasilkan oleh radiasi
matahari; 2 Fis lapisan atmosfer yang tingginya mulai dari
50—1.000 km merupakan lapisan ion-ion. Dapat memantulkan gelombang-gelombang
radio.
e. Termosfer adalah
bagian atmosfer, kira-kira 50 mil di atas permukaan bumi sampai angkasa luar
dan ditandai dengan suhu udara tinggi terus-menerus.
f.
Eksosfer adalah daerah di luar atmosfer memiliki ketinggian kurang
lebih 500 km, benda-benda yang sangat ringan di ruang ini akan terlempar ke
luar angkasa. Eksosfer tidak memiliki tekanan udara. Eksosfer memiliki refleksi
dari cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik.
2. Litosfer
Litosfer yang berasal dari bahasa Yunani, Lithos artinya
adalah berbatu sedangkan Sphere artinya
lapisan jadi Litosfer dapat kita artikan sebagai lapisan bumi paling luar .
Litosfer dibagi menjadi dua yaitu Litosfer atas dan Litosfer bawah, dan
Litosfer juga terbagi menjadi dua tipe, yaitu:
- Litosfer Samudera, berfungsi sebagai
penghubung kerak samudera dan memang berasal dari samudera.
- Litosfer Benua, litosfer ini berada di
benua.
Dan litosfer ini
terbagi menjadi tiga jenis batuan yaitu,
- Batuan Beku, batuan beku ini dibagi
menjadi yaitu, batuan beku dalam dan batuan beku luar.
- Batuan Sedimen
- Batuan Metamorf
Jika
kita melihat dari struktur maka kita menemukan 3 lapisan utama, yaitu kerak
bumi (crush), selimut (mantle), dan inti core. Dapat kita bayangkan seperti
sebuah telur dengan dilapisi beberapa pelindung untuk menjaga telur tersebut,
hal ini sama dengan bentuk bumi yang memiliki beberapa lapisan untuk menjaga
serta melindungi bumi ini, lapisan bumi dibagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut
:
1. Kerak bumi (crush)
merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi
mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa
dan masam. Kerak bumi terdiri dari dua jenis, yaitu kerak benua dan kerak
samudra. Lapisan kerak bumi tebalnya mencapai 70 km dan tersusun atas
batuan-batuan basa dan masam. Namun, tebal lapisan ini berbeda antara di darat
dan di dasar laut. Di darat tebal lapisan kerak bumi mencapai 20-70 km,
sedangkan di dasar laut mencapai sekitar 10-12 km. Lapisan ini menjadi tempat
tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai
1.100°C.
Kerak
bumi merupakan bagian terluar lapisan bumi dan memiliki ketebalan 5-80 km.
Kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity. Kerak bumi dominan
tersusun oleh feldsfar dan mineral silikat lainnya. Kerak bumi dibedakan
menjadi dua jenis yaitu :
Kerak
samudra,
tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang disebut sima. Ketebalan
kerak samudra berkisar antara 5-15 km (Condie, 1982) dengan berat jenis
rata-rata 3 gm/cc. Kerak samudra biasanya disebut lapisan basaltis karena
batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.
Kerak
benua,
tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, oleh karenanya disebut sial.
Ketebalan kerak benua berkisar antara 30-80 km (Condie !982) rata-rata 35 km
dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. kerak benua biasanya disebut
sebagai lapisan granitis karena batuan penyusunya terutama terdiri dari batuan
yang berkomposisi granit.
Disamping
perbedaan ketebalan dan berat jenis, umur kerak benua biasanya lebih tua dari
kerak samudra. Batuan kerak benua yang diketahui sekitar 200 juta tahun atau
Jura. Umur ini sangat muda bila dibandingkan dengan kerak benua yang tertua
yaitu sekitar 3800 juta tahun. Tabel Skala waktu geologi dapat dilihat di
Skala Waktu Geologi.
Lapisan
ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah
kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga
kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
2. Selimut atau selubung
(mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak. Selimut atau
selubung bumi merupakan lapisan yang letaknya di bawah lapisan kerak bumi.
Sesuai dengan namanya, lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam
bumi.Selimut bumi tebalnya mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan yang
padat yang mengandung silikat dan magnesium. Suhu di bagian bawah selimut
mencapai 3.000 °C, tetapi tekananannya belum mempengaruhi kepadatan batuan.Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya
magnesium. Inti dan mantel dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity. Mantel bumi
terbagi menjadi dua yaitu mantel atas yang bersifat plastis sampai semiplastis
memiliki kedalaman sampai 400 km. Mantel bawah bersifat padat dan memiliki
kedalaman sampai 2900 km.
Mantel atas bagian
atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan kerak membentuk
satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas bagian bawah yang bersifat
plastis atau semiplastis disebut sebagi asthenosfer. Selimut bumi dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu litosfer, astenosfer, dan mesosfer.
a.
Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas
materi-materi padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 50-100
km. Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer.
Litosfer tersusun atas dua lapisan utama, yaitu lapisan sial (silisium dan
aluminium) serta lapisan sima (silisium dan magnesium).
1) Lapisan sial adalah lapisan
litosfer yang tersusun atas logam silisium dan alumunium. Senyawa dari kedua
logam tersebut adalah SiO2 dan Al2O3. Batuan yang terdapat dalam lapisan sial
antara lain batuan sedimen, granit, andesit, dan metamorf.
2) Lapisan sima adalah lapisan
litosfer yang tersusun atas logam silisium dan magnesium. Senyawa dari kedua
logam tersrsebut adalah SiO2 dan MgO. Berat jenis lapisan sima lebih besar jika
dibandingkan dengan berat jenis lapisan sial. Hal itu karena lapisan sima
mengandung besi dan magnesium.
b. Astenosfer merupakan
lapisan yang terletak di bawah lapisan litosfer. Lapisan yang tebalnya 100-400
km ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma induk).
c. Mesosfer merpakan
lapisan yang terletak di bawah lapisan astenosfer. Lapisan ini tebalnya
2.400-2.700 km dan tersusun dari campuran batuan basa dan besi.
3. Inti bumi (core), yang
terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%),
dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini
dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar
tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai
2.200 oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter
sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya
mencapai 4.500 oC.
Berdasarkan susunan kimianya, bumi
dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri
dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai
bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai; bagian udara (atmosfer)
yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh
berbagai jenis organisme (biosfer).
Keempat komponen tersebut
berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya dalam siklus biogeokimia
dari berbagai unsure kimia yang ada di bumi, proses transfer panas dan
perpindahan materi padat.
D. Proses
Terbentuknya Bumi
Setelah memahaminya, inilah proses pembentukan bumi dari beberapa teori:
1.Theory Big bang
Teori ini adalh yang paling terkenal gan. Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Teori ini adalh yang paling terkenal gan. Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam
perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga
terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi,
yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.
2. Teori Kabut Kant-Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan
melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli
telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Ingatkah kamu tentang teori kabut
(nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace
(1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini
dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi
kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang
sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat
cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat
(karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi
planet-planet dalam tata surya.
3. Teori Planetesimaz
Seabad sesudah teori kabut tersebut,
muncul teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori
ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu
ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan
terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari
asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar
dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang
padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi
planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.
Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.
Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.
4. Teori Pasang Surut Gas
Teori ini dikemukakan leh jeans dan
Jeffreys, yakni bahwa
sebuah bintang besar mendekati matahari
dalam jarak pendek, sehingga
menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh
matahari, saat
matahari itu masih berada dalam keadaan gas.
Terjadinya pasang
surut air laut yang kita kenal di Bumi,
ukuranya sangat kecil. Penyebabnya
adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius
orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan
matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung
gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang
tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk
semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan
merentang kea rah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya
kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu
planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian
tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun
akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu
akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses
pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti
Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita,
pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.
5. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang
ahli Astronomi R.A
Lyttleton. Menurut
teori ini, galaksi berasal dari kombinasi
bintang kembar. Salah
satu bintang meledak sehingga banyak
material yang
terlempar. Karena bintang yang tidak meledak
mempunyai gaya
gravitasi yang masih kuat, maka sebaran
pecahan ledakan
bintang tersebut mengelilingi bintang yang
tidak meledak.
Bintang yang tidak meledak itu adalah
matahari, sedangkan
pecahan bintang yang lain adalah planet-
planet yang
mengelilinginya
6. Teory Big Bang
6. Teory Big Bang
Berdasarkan Teory Big
Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu.
Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya.
Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan
terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram
raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar
angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu
lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk
suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk
sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi
mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan
memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk
planet bumi.
E. Perubahan Bentuk Permukaan Bumi
Jika diperhatikan, bumi memiliki permukaan yang tidak rata.
Ada lembah, ada g unung, ada daratan tinggi, dan daratan rendah. Ada danau, ada
sungai,ada air terjun, ada laut, ada selat, dan samudra. Selain itu kamu akan
menemukan pulau pulau kecil, pulau pulau besar, dan berbagai benua. Bagaimana
semua itu terbentuk ? apakah sejak zaman dahulu bentuk permukaan bumi tetap?
Salah satu cara para ahli menjelaskan tentang keadaan
permukaan bumi adalah melalui model maupun teori. Alfred Wegener, seorang
ahli meteorologi dan geofisika, pada tahun 1915 mengemukakan suatu model bumi.
Wegener mengamati pantai Atlantik Amerika Selatan dan Afrika, bila satu sama
lain didekatkan, akan pas seperti suatu Puzzle. Benua benua di bumi pun
bila saling didekatkan akan pas satu sama lain. Oleh karena itu, Wegener
mengajukan teori bahwa benua di bumi pada awalnya adalah satu, namun kemudian
saling terpisah akibat gerakan benua. Model bumi menurut ahli ini dikenal
dengan teori pergesaran benua ( continental drift theory ).
Berdasarkan teorinya, wegener membuat suatu benua tunggal
yang sangat besar di sebut pangea, yang menurut Wegener ada sekitar 300 juta
tahun yang lalu. Pangea kemudian pecah dan pecahan benua benua seperti yang
kita lihat sekarang.
Banyak
ilmuwan masa itu yang tidak dapat menerima teori Wegener karena tak
terbayangkan benuaa yang sedemikian besar bergerak seperti hanyut. Baru
beberapa puluh tahun kemudian, yaitu sekitar tahun 1960-an, para ahli
seismologi menunjukkan bukti yang mendukung teori Wegener. Para ahli tersebut
menunjukkan bahwa lempeng litosfer ( lapisan batuan kerak dan mantel bumi )
bergerak. Ahli geofisika juga menunjukkan berdasarkan data magnetik batuan
bahwa benua benua telah mengalami pergerakan memisah dengan jerak yang besar.
Bukti bukti ini mendorong munculnya teori yang disebut teori tektonik
lempeng ( plate tectonic theory ). Teori tektonik lempeng sebenarnya
merupakan penyempurnaan dari teori pergeseran benua. Teori ini menyebutkan
bahwa terdapat sekitar 12 lempeng yang menyusun permukaan bumi ( kerak bumi ).
Peristiwa pergesaran benua adalah karena aktivitas tektonisme dari lempeng
lempeng tersebut. Tektonisme merupakan bagian dari tenaga geologi yang
menyebabkan berbagai perubahan bentuk permukaan bumi.
Tenaga geologi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
Tenaga endogen , tenaga yang berasal dari dalam yang
menyebabkan terbentuknya bangunan baru di permukaanbumi. Tenaga endogen sangat
memengaruhi keragaman bentuk permukaan bumi, seperti pegunungan, kawah, palung
dan lembah.
Tenaga eksogen, tenaga yang berasal dari luar yang
merombak bangunan hasil tenaga endogen.
a.
Tenaga
Endogen
o Tektonisme adalah peristiwa pergesaran dan perubahan letak
kerak bumi dalam skala besar yang meliputi pembentukan lipatan, patahan,
dan pergerakan lempeng. Perubahan ini dapat disebabkan aktivitas lempeng yang
saling menumbuk, menjauh, atau bergesekan.
o Vulkanisme adalah segala
kegiatan magma dari bagian dalam litosfer yang menyusup ke lapisan atas sampai
ke luar permukaan bumi. Gerakan magma ini terjadi karena magma mengandung gas
dan bertemperatur tinggi sehingga menekan batuan di sekitarnya. Hal ini
mengakibatkan munculnya bentukan seperti kubah atau gunung, yang kita kenal
sebagai gunung api.
o Gempa merupakan peristiwa sentakan pada kerak bumi sebagai
gejala pengiring dari aktivitas tektonisme maupun vulkanisme, dan kadang kadang
akibat runtuhan bagian bumi secara lokal. Pada saat gempa terjadi, bumi terasa
bergoyang ke samping dan ke atas. Arah datangnya gempa tidak dapat diketahui,
sehingga sulit menentukan ke mana harus lari untuk menjauhi sumber gempa. Pusat
gempa yang terletak di bawah kerak bumi disebut hiposentrum. Titik atau garis
pada permukaan yang tegak lurus di atas hiposentrum disebut dengan episentrum.
Pada episentrum, gempa pertama kali muncul ke permukaan bumi. Dari episentrum,
getaran permukaan mulai dirambatkan secara horizontal ke segala arah. Berdasarkan
penyebabnya, gempa dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut :
a)
Gempa Tektonik,
terjadi pergeseran atau patahan kerak bumi. Pertemuan lempeng merupakan zona
sumber gempa tektonik. Gempa ini umumnya berkekuatan paling besar.
b)
Gempa Vulkanik,
terjadi di sekitar gunung api menjelang letusan, pada saat letusan, dan
beberapa waktu setelah letusan utama.
c)
Gempa Tanah Runtuh,
terjadi mengiringi bagian gua yang runtuh, misalnya pada gua kapur atau lorong
pertamabangan yang lapuk
Berdasarkan
jarak fokus atau kedalaman hiposentrumnya, gempa dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu :
a)
Gempa alam, memiliki kedalaman lebih dari 300 Km
b)
Gempa Intermedier, memiliki kedalaman 100-300 Km
c)
Gempa Dangkal, memiliki kedalaman kurang dari 100 Km
b.
Tenaga Eksogen
Setelah terbentuknya permukaan bumi sebagai hasil tektonisme
dan vulkanisme serta perombakan oleh aktivitas gempa, tenaga oksigen
melanjutkannya dengan proses perusakan. Pada dasarnya, tenaga oksigen meliputi
pelapukan, pengangkutan, pengikisan, dan akhirnya pengendapan.
1)
Pelapukan adalah
peristiwa hancurnya batuan dari gumpalan besar menjadi butiran yang lebih
kecil, sampai menjadi sangat halus. Kadang kadang unsur batuan tertentu larut
di dalam air. Berdasarkan penyebabnya, terdapat 3 macam pelapukan yaitu,
Pelapukan mekanik,
Pelapukan Kimiawi,.
Pelapukan Organik,
2)
Pengangkutan
Material yang sudah lapuk akan mengalami pengangkutan oleh
air mengalir, angis, es yang bergerak, dan gravitasi bumi.
pengangkutan oleh air
mengalir, sangat tergantung kepada berat jenis atau besarnya butiran benda yang
diangkut.
Pengangkutan oleh
Angin. Angin memiliki daya angkut tidak sekuat air. Benda yang ahlus atau
ringan dapat ditiup angin samapi tempat yang jauh, seperti debu dan partikel
tanah.
Pengangkutan oleh
gletser ( ES ). Gletser mengangkut batuan berbutir besar dan kecil. Batuan yang
diangkut gletser dikenal dengan nama MOREN. Ada moren dasar, dalam, dan moren
atas.
Pengangkutan karena
gravitasi, misalnya terjadi pada tanah di daerah yang terjal. Jika ada hujan,
maka lapisan tanah akan pindah ke dasar lembah. Tanah longsor merupakan contoh
pengangkutan oleh gravitasi dengan air sebagai alat bantu untuk melicinkan
bidang luncurnya.
3)
Pengikisan ( Erosi )
Media alam yang bergerak ( air, angin,
dan gletser ), terlebih setelah mengangkut benda padat, akan mengikis batuan
yang dilaluinya.
4)
Pengendapan (
sedimentasi )
Material yang dibawa oleh air, angin, atau gletser pada
akhirnya akan mengendap di suatu tempat. Pengendapan dapat terjadi di muara
sungai, lembah, lereng, pantai, dan lainnya.
F. Struktur Tanah, Air, Dan Batuan Di Bumi
1.
Tanah
Tanah adalah lapisan paling atas di permukaan daratan yang
diperlukan tumbuhan untuk mendapatkan nutrisi, air dan sebagai tempat
tumbuhnya. Hewan dan manusia juga memerlukan tanah sebagai tempat hidup.
Manusia membutuhkan tanah terutama untuk memperoleh air. Selain itu, tanah juga
dibutuhkan untuk pertanian dan perkebunan.
Tanah terbentuk melalui proses pelapukan batuan dan
penguraian senyawa organik dari jasad makhluk hidup yang telah mati.
Karektersitik tanah di suatu daerah dapat berbeda dengan daerah lain. Hali ini
disebabkan banyak faktor yang memengaruhi pembentukan tanah. Perbedaan
karekteristik tanah akan memengaruhi kualitasi dan fungsi tanah.
a.
Proses pembentukan tanah
Tahap pertama pembentukan tanah adalah akumulasi lapisan
bahan induk yang telah terpecah, disebut regolit. Regolit dapat berasal dari
pelapukan batuan yang terdapat di bawah lapisan tersebut ( batuan induk ) atau
dari bahan bahan yang terbawa dari tempat lain, seperti pecahan glasial atau
debu vulkanik. Tahap kedua adalah pembentukan lapisan tanah paling atas yang
merupakan hasil dari penambahan air, udara, makhluk hidup ( biota ), dan bahan
organik hasil pembusukan jasad makhluk hidup yang telah mati ( humus ).
Terdapat bebrapa faktor utama yang memengaruhi pembentukan
tanah, yaitu :
·
Bahan Induk,
·
Iklim
·
Topografi
·
Biota
.
memberi pupuk pada tanah
·
Waktu
. Tanah
b.
Komponen penyusun tanah
Tanah tersusun atas beberapa komponen,
yaitu bahan anorganik ( mineral ), bahan organik, air, dan udara. Mineral
terutama berasal dari batuan induk yang membentuk tanah. Bahan organik berasal
dari berbagai makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, baik
yang hidup ataupun mati. Air meresap ke dalam tanah dan bisa mengandung senyawa
senyawa terlarut, seperti nutrien yang dibutuhkan trumbuhan. Udara yang mengisi
rongga rongga partikel tanah dapat mengundang sejumlah gas, seperti karbon
dioksida, metan, dan oksigen. Kemampuan tanah menahan sejumlah tanah yang
dianggap baik harus mengandung bahan anorganik, bahan organik, air, dan udara
dalam proporsi yang seimbang.
G. Profil, Tekstur, Struktur dan jenis Tanah
o Profil Tanah
Sebagian
besar tanah memiliki beberapa horizon, yaitu lapisan lapisan tanah yang masing masing
berbeda dalam hal komposisi kimia, fisik, atau kandungan bahan organik. Horizon
tanah terbentuk melalui terbentuk melalui interaksi anatara iklim, makhluk
hidup, dan perubahan bentuk permukaan daratan. Potongan vertikal tanah yang
menunjukkan horizon horizon tanah disebut profil tanah.
o Tekstur Tanah
Tekstur tanah
merupakan gambaran tingkat kekasaran atau kehalusan bahan mineral yang menyusun
tanah. Tekstur tanah ditentukan oleh proporsi tiga jenis partikel tanah, yaitu
Pasir, debu/endapan lumpur, dan lempung/liat. Pembagian ini berdasarkan
ukuran partikel ketiga jenis tanah tersebut. Pasir memiliki ukuran partikel
paling besar sedangkan lempung memiliki ukuran paling kecil. tekstur tanah yang
paling baik untuk pertanian atau perkebunan adalah yang mengandung ketiga jenis
partikel tanah dengan komposisi sesuai, yaitu :
·
Lempung/liat 20% untuk menahan air dan nutrien yang terlarut
·
Pasir 40% untuk aerasi yang baik dan agar akar tumbuhan mudah menembus tanah.
·
Debu/eandapan lumpur 40% untuk merekatkan kempung dan pasir.
o Struktur Tanah
Sturktur tanah terbentuk memlalui
agregrasi berbagai partikel tanah yang menghasilkan bentuk/susunan tertentu
pada tanah. Struktur tanah juga menentukan ukuran dan jumlah rongga
antarpartikel tanah yang akan memengaruhi pergerakan air, udara, akar tumbuhan,
dan organisme tanah. Beberapa jenis struktur tanah adalah remah, butir (
granular ), lepeng, balok, prismatik, dan tiang.
o Jenis jenis tanah
Pembagian
jenis tanah yang dilakukan oleh para ilmuwan ada berbagai macam. Berikut ini
beberapa jenis tanah berdasarkan USDA ( United States Departement Of
Agriculture )
· Entisols,
· Histosols.
· Inceptisols,
. Tanah mineral yang usianya masih muda.
· Verticols,
· Oxisols,
· Andisols,
· Mollisols
· Ultisols,
2.
Air
Air adalah salah satu zat yang sangat penting bagi kehidupan, semua
makhluk hidup membutuhkan air. Sebagian besar sel tubuh kita dan makhluk hidup
tersusun oleh air, dan air juga diperlukan untuk berbagai reaksi metabolisme.
Jika di bumi tidak ada air, sel sel penyusun tubuh makhluk hidup akan mati dan
akhirnya makhluk hidup akan mati juga.
Bumi memiliki air dengan volume
mencapai 1,4 milyar Km3. Sebanyak 97% dari volume
air bumi tersebut merupakan air laut, sekitar 1,7% merupakan es, dan hanya
sekitar 0,7% yang merupakan air tawar. Sisanya merupakan air dalam bentuk uap
di udara. Volume air tersebut tidak akan berubah, karena air terus menerus
mengalami siklus yang disebut siklus hidrologi. Air dibedakan menjadi 3 yaitu
sebagai berikut :
a.
Air Tawar
b.
Air tanah
c.
Air laut ( air
asin )
3.
Batuan
Batuan adalah
kumpulan berbagai mineral dalam abentuk padat. Mineral merupakan senyawa
anorganik. Batuan dan mineral menyusun lapisan kerak bumi dan merupakan sumber
dari tanah didaratan, garam di laut, gas di udara, dan seluruh air di lautan,
udara, dan daratan. Batuan terdapat di seluruh lapisan permukaaan bumi, baik di
bawah lapisan tanah daratan maupun di dasar laut.
Batuan di bumi dapat dibagi menjadi tiga jenis utama taitu
batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga jenis batuan ini
secara konstan berubah dari satu jenis ke jenis yang lain melalui berbagai
proses geologi.
a.
Batuan beku
Batuan beku terbentuk dari magma
panas di lapisan dalam bumi yang bergerak ke permukaan bumi dan mengalami
pendinginan sehingga mengeras. Mineral utama yang menyusun batuan beku adalah
jenis mineral silikat, seperti kuarsa ( silikon dioksida ). Kebanyakn mineral
silikat juga mengandung elemen lain, seperti besi, alumunium, kalsium, natrium,
kalium, dan magnesium. Contoh batuan beku adalah granit, diorit, gabro,
dan periodit
b.
Batuan Sedimen
Batuan sedimen
terbentuk dari akumulasi partikel mineral yang berasal dari batuan sebelumnya,
karena proses pelapukan batuan dan erosi. Batuan sebelumnya ini dapat berasal
dari batuan beku, batuan metamorf, ataupun batuan sedimen yang telah lebih dulu
dibentuk. Namun, umumnya sebagian besar mineral yang membentuk batuan sedimen
berasal dari batuan beku. Selain mineral, batuan sedimen juga dapat terbentuk
dari bahan organik. Contoh batuan sedimen adalah konglomerat, dolomit, dan batu
bara.
c.
Batuan Metamorf
Batuan metamorf terbentuk dari
batuan sebelumnya, baik dari jenis batuan beku, sedimen, ataupun metamorf, yang
mengalami perubahan tekstur dan struktur akibat panas dan tekanan yang begitu
tinggi. Kebanyakan batuan metamorf mengandung mineral yang telah mengalami
perubahan dari mineral batuan induknya. Contoh batuan metamorf adalah marmer
dan batu tulis.
Massa bumi kira-kira adalah
5,98×1024 kg. Kandungan utamanya adalah besi(32,1%), oksigen
(30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%),
kalsium (1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari berbagai
unsur-unsur langka. Karena proses pemisahan massa, bagian inti bumi dipercaya
memiliki kandungan utama besi (88,8%) dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%)
dan selebihnya kurang dari 1% unsur langka.
Ahli geokimia F. W. Clarke
memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak bumi terdiri dari oksigen.
Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak bumi hampir semuanya adalah
oksida (oxides); klorin, sulfur dan florin adalah kekecualian dan jumlahnya di
dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah silika,
alumina, oksida besi, kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika
adalah sebagai asam, yang membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari
berbagai mineral batuan beku yang paling umum. Berdasarkan perhitungan dari
1,672 analisa berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% batuan
terdiri dari 11 oksida (lihat tabel kanan). Konstituen lainnya hanya terjadi
dalam jumlah yang kecil.
Kesimpulan
Bumi adalah planet ketiga dari delapan
planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak
antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (ing:
astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet
yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin matahari,
sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti
bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi
Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.
Berdasarkan susunan kimianya, bumi
dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri
dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai
bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai; bagian udara
(atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati
oleh berbagai jenis organisme (biosfer
Para
ilmuwan membagi bumi menjadi tiga lapisan dari bagian tengah / pusat bumi ke
bagian luar / permukaan bumi, yaitu lapisan inti ( core ), lapisan
mantel ( mantle ), dan lapisan kerak ( crust
Berdasarkan teorinya, wegener membuat suatu benua tunggal
yang sangat besar di sebut pangea, yang menurut Wegener ada sekitar 300 juta
tahun yang lalu. Pangea kemudian pecah dan pecahan benua benua seperti yang
kita lihat sekarang.
Banyak ilmuwan masa itu yang tidak dapat menerima teori
Wegener karena tak terbayangkan benuaa yang sedemikian besar bergerak seperti
hanyut. Baru beberapa puluh tahun kemudian, yaitu sekitar tahun 1960-an, para
ahli seismologi menunjukkan bukti yang mendukung teori Wegener. Para ahli
tersebut menunjukkan bahwa lempeng litosfer ( lapisan batuan kerak dan mantel
bumi ) bergerak. Ahli geofisika juga menunjukkan berdasarkan data magnetik
batuan bahwa benua benua telah mengalami pergerakan memisah dengan jerak yang
besar. Bukti bukti ini mendorong munculnya teori yang disebut teori tektonik
lempeng ( plate tectonic theory ).
DAFTAR PUSTAKA
Ekarizkifitriasih (2014). “Makalah Struktur Bumi.” http://ekarizkifitriasih.wordpress.com/makalah-struktur-bumi/. 31/maret/2016.
Chintya. (2015). “struktur Bumi.” http://9triliun.com/artikel/12148/struktur-bumi.html. 31/maret/2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar