Metode-metode
geofisika
Secara umum, metode geofisika
dibagi menjadi dua kategori yaitu metode pasif dan aktif. Metode pasif
dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Metode aktif
dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur respons yang
dilakukan oleh bumi. Medan alami yang dimaksud disini misalnya radiasi
gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan magnetik bumi, medan listrik
dan elektromagnetik bumi serta radiasi radioaktifitas bumi. Medan buatan dapat
berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman
sinyal radar dan lain sebagainya.
Secara praktis, metode yang umum digunakan di dalam geofisika tampak seperti tabel di bawah ini:
Secara praktis, metode yang umum digunakan di dalam geofisika tampak seperti tabel di bawah ini:
1.
Metode Geolistrik (metode resistivity/tahanan jenis)
Metoda ini menggunakan medan
potensial listrik bawah permukaan sebagai objek pengamatan utamanya. Kontras
resistivity yang ada pada batuan akan mengubah potensial listrik bawah
permukaan tersebut sehingga bisa kita dapatkan suatu bentuk anomali dari daerah
yang kita amati.
Dalam metoda geolistrik terdapat
beberapa spesifikasi yaitu :
Self potensial (SP) –> Metode ini memanfaatkan
potensial listrik yang terdapat di alam.
Induced potential (IP) –> Metode ini memanfaatkan
potensial listrik yang kita induksikan sendiri kedalam tanah.
Teori
utama dalam metoda resistivity sesuai dengan hokum Ohm yaitu arus yang mengalir
(I) pada suatu medium sebanding dengan voltage (V) yang terukur dan berbanding
terbalik dengan resistansi (R) médium, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
V = I.R
Dimana R (Resistansi)
sebanding dengan panjang medium yang dialiri (x), dan berbanding terbalik
dengan luas bidang (A), yang sesuai dengan rumus :
R = x/A
Untuk mendapatkan
pengukuran resistivity yang menghasilkan harga resistivitas semu ρapp
(apparent resistivity) dirumuskan oleh :
ρ app = K array . V / I
Dalam
pelaksanaan survey dikenal beberapa metoda pengambilan data sesuai dengan
peletakan eloktroda yang dilakukan. Hal ini berpengaruh terhadap faktor
geometri peneletian resistivity yang kita lakukan. Adapun aturan/metoda
tersebut antara lain :
- Metoda Wenner
- Metoda Gradien
- Metoda Schlumberger
- Metoda Dipole-dipole
- Metoda Pole-dipole
Teknik akusisi data
resistivity :
* Peralatan yang dibutuhkan :
1. Sepasang elektroda arus dan elektroda potensial
2. Accu (biasanya 12 v, 1 A)
3. Peralatan elektronik pengukuran (spt: Mc-Ohm, Phoenix Technology, Abem Terrameter dll)
*Tennik Pengukuran :
1. Sounding : untuk informasi bawah permukaan secara vertikal (model bumi berlapis)
2. Profilling : untuk informasi bawah permukaan secara mendatar (variasi lateral)
3. Offset Sounding : untuk informasi bawah permukaan profil sounding yang kontinyu secara lateral
* Tahapan akusisi :
1. Tentukan konfigurasi elektroda yang ingin dipakai
2. Pasang elektroda sesuai dengan konfigurasi yang dipilih
3. Ukur besar resistivity semunya
4. Catat hal-hal penting : posisi dan elevasi elektroda, arus dan potensial yang digunakan tiap pengukuran, resistivity semu yang didapat di alat, kondisi geologi dilapangan secara umum
5. Plot pada kurva bi-log antara jarak AB/2 vs resistivity semu yang didapat
* Peralatan yang dibutuhkan :
1. Sepasang elektroda arus dan elektroda potensial
2. Accu (biasanya 12 v, 1 A)
3. Peralatan elektronik pengukuran (spt: Mc-Ohm, Phoenix Technology, Abem Terrameter dll)
*Tennik Pengukuran :
1. Sounding : untuk informasi bawah permukaan secara vertikal (model bumi berlapis)
2. Profilling : untuk informasi bawah permukaan secara mendatar (variasi lateral)
3. Offset Sounding : untuk informasi bawah permukaan profil sounding yang kontinyu secara lateral
* Tahapan akusisi :
1. Tentukan konfigurasi elektroda yang ingin dipakai
2. Pasang elektroda sesuai dengan konfigurasi yang dipilih
3. Ukur besar resistivity semunya
4. Catat hal-hal penting : posisi dan elevasi elektroda, arus dan potensial yang digunakan tiap pengukuran, resistivity semu yang didapat di alat, kondisi geologi dilapangan secara umum
5. Plot pada kurva bi-log antara jarak AB/2 vs resistivity semu yang didapat
Setiap
metode mempunyai Keunggulan dan Kekurangan , keunggulan dan kekurangan metode
geolistrik adalah sebagai berikut
Tabel Kelebihan dan Kekurangan Metode Geolistrik dengan
Metode Geofisika lainya
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Harga
peralatan murah
|
Tidak efektif untuk pemakaian di kawasan
karst
|
Biaya
survei relatif murah
|
Untuk mendeteksi air tidak bisa diketahui
berapa jumlah volume pasti air tersebut
|
Peralatan
relatif kecil dan ringan
|
Tidak bisa membedakan air mengalir dan yang statis
|
Waktu
yang dibutuhkan relatif cepat, bisa mendapatkan 4 titik dalam sehari
|
Tidak bisa menjangkau wilayah yang dalam karena
jankauannya berkisar 1000-1500 kaki dibawah permukaan bumi
|
2.
Metode Seismik
Metode seismik digunakan untuk
membaca gelombang elastik yang dihasilkan oleh getaran yang merambat dalam
suatu medium di bawah permukaan bumi, dimana sumber getar tersebut dapat
dihasilkan dari alam atau buatan. Sumber getaran yang dihasilkan dari alam
merupakan hasil dari perubahan di bawah permukaan bumi (gempa bumi) yang
berasal dari aktivitas vulkanik, aktivitas runtuhan tanah, dan aktivitas
tektonik, menghasilkan gelombang seismik yang merambat dalam medium tersebut
dan dicatat oleh peralatan di permukaan bumi. Peralatan seismik ini digunakan
untuk memantau aktivitas-aktivitas perubahan di bawah permukaan bumi.
Pada
dasarnya dalam metoda ini diberikan suatu gangguan berupa gelombang seismic
pada suatu sistem dan kemudian gejala fisisnya diamati dengan menangkap gejala
tersebut melalui receiver (geophone). Hal tersebut akan menghasilkan
gambaran tentang kecepatan dan kedalaman lapisan berdasarkan pengukuran waktu
tempuh gelombang antara sumber getaran (shot) dan geophone. Adapun waktu
yang diperlukan oleh gelombang seismic untuk merambat pada lapisan batuan
bergantung besar kecepatan yang dimiliki oleh medium yang dilaluinya tersebut.
Dalam
peneletian yang dilakukan di daerah Seling ini metoda seismic refraksi
digunakan untuk mengetahui jumlah lapisan yang ada pada daerah tersebut dan
diketahui pula nilai densitas dari setiap lapisan sehingga kita dapat
memperkirakan karakteristik batuan yang sesuai dengan densitas batuan yang
diketahui. Dengan mengetahui jenis batuan yang diperkirakan dari lapisan
tersebut kita bisa menduga batuan di lapisan mana yang berkemungkinan menjadi
bidang lincir yang menyebabkan pergerakan tanah di daerah Seling tersebut.
Teori
Dasar
Dalam
penjalaran gelombang seismic yang terjadi di bumi mengikuti beberapa prinsip
fisika perambatan gelombang pada suatu medium yaitu :
- Prinsip Huygen
Suatu gelombang yang melewati suatu titik akan membuat titik
tersebut menjadi sumber gelombang baru dan akan begitu seterusnya.
- Prinsip Fermat
Dalam penjalaran gelombang dari satu titik ke titik
selanjunya yang melewati suatu medium tertentu akan mencari suatu lintasan
dengan waktu tempuh yang paling sedikit.
- Prinsip Snellius
Gelombang yang merambat dan melalui medium yang berbeda akan
mengalami pembiasan maupun pemantulan. Adapun dalam pembiasan maupun
pemantulannya akan mengikuti persamaan berikut :
Sedangkan
untuk sudut kritis (q2 = 900) maka persamaannya akan
berubah menjadi :
dikarenakan
sin 900 = 1
Dalam
penjalaran gelombang seismic gelombang yang datang pertama kali adalah
gelombang langsung (jaraknya paling kecil) setelah itu adalah gelombang bias
dan yang paling terakhir ditangkapa adalah gelombang pantul (refleksi).Selain
prinsip utama penjalaran gelombang sebagaimana dijelaskan sebelumnya dalam
metoda refraksi dikenal pula prisip Hagiwara. Metoda Hagiwara ini digunakan
untuk menentukan kedalaman suatu lapisan dari daerah yang kita survey yaitu
daerah Seling. Ketika digunakan metoda Hagiwara sebagai metoda intrepetasi maka
diperlukan suatu pasngan kurva travel time bolak-balik (reciprocal
travel time curve) yang direfraksikan dari suatu lapisan pada kedalaman
lapisan yang diselidiki.
Akuisisi
data
Dalam
pengambilan data seismic refraksi agar menghasilkan kualitas data yang bagus
dan mengandung bentuk first break yang tajam dapat dilakukan beberapa
cara antara lain : stacking, memperbesar kekuatan shoting, dan filtering.
Dalam pengambilan data yang menggunakan dinamit sebagai sumber getaran maka
perlu diperhatikan tempat yang tepat sehingga energy dinamit dapat terkonversi
menjedi energy seismic secara efektif.
Hukum Fisika
Gelombang Seismik
Gelombang
seismik mempunyai kelakuan yang sama dengan kelakuan gelombang cahaya, sehingga
hukum-hukum yang berlaku untuk gelombang cahaya berlaku juga untuk gelombang
seismik. Hukum-hukum tersebut antara lain:
- Huygens mengatakan bahwa gelombang menyebar dari sebuah titik sumber gelombang ke segala arah dengan bentuk bola.
- Hukum snellius menyatakan bahwa bila suatu gelombang jatuh diatas bidang batas dua medium yang mempunyai perbedaan densitas, maka gelombang tersebut akan dibiaskan jika sudut datang gelombang lebih kecil atau sama dengan sudut kritisnya. Gelombang akan dipantulkan jika sudut datangnya lebih besar dari sudut kritisnya. Gelombang datang, gelombang bias, gelombang pantul terletak pada suatu bidang datar.
3.
Metode GPR (Groun Penetrating Radar)
Metode ground penetrating radar atau
georadar merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari kondisi bawah
permukaan berdasarkan sifat elektromagnetik dengan menggunakan gelombang radio
dengan frekuensi antara 1-1000 MHz. Georadar menggunakan gelombang
elektromagnet dan memanfaatkan sifat radiasinya yang memperlihatkan refleksi
seperti pada metode seismik refleksi.
Pengukuran dengan menggunakan GPR ini
merupakan metode yang tepat untuk mendeteksi benda benda kecil yang berada di
dekat permukaan bumi (0,1-3 meter) dengan resolusi yang tinggi yang artinya
konstanta dielektriknya menjadi rendah.
Ada tiga jenis pengukuran yaitu
refleksi, velocity sounding, dan transiluminasi. Pengukuran refleksi biasa
disebut Continuous Reflection Profiling (CRP). Pengukuran velocity Sounding
disebut Common Mid Point (CMP) untuk mementukan kecepatan versus kedalaman, dan
transiluminasi disebut juga GPR Tomografi
Metode
GPR (Ground Penetrating Radar) ini menggunakan gelombang elektromagnet, dimana
pulsa elektromagnet tersebut dipancarkan ke bawah permukaan, kemudian pulsa
tersebut diteruskan, dipantulkan, dan dihamburkan oleh lapisan di bawah
permukaan dan direkam oleh antena penerima di permukaan. Penggunaan GPR sangat
tergantung pada frekuensi antena yang digunakan, dimana penggunaan antena yang
berfrekuensi tinggi digunakan untuk penyelidikan dangkal dengan resolusi yang
tinggi dan penggunaan frekuensi rendah untuk penyelidikan lebih dalam tetapi
resolusi lebih rendah.
Keunggulan
penggunaan metode GPR ini adalah ramah lingkungan, pengambilan data yang cepat,
dan keakuratan dalam mendeteksi celah dan rongga, geometri lapisan batuan,
ekplorasi mineral dan bijih besi, struktur geologi dangkal, dan geologi teknik,
pada kedalaman yang dangkal.
Prinsip
kerja georadar
GPR
adalah salah satu metode geofisika yang mempelajari kondisi bawah permukaan
berdasarkan sifat elektromagnetik dengan menggunakan gelombang radio yang
mempunyai rentang frekuensi antara 1-1000 MHz dan dapat mendeteksi parameter
permitivitas listrik (ε), konduktivitas (σ) dan permeabilitas magnetik (μ). GPR
dapat disebut juga dengan metode refleksi elektromagnetik karena memanfaatkan
sifat radiasi elektromagnetik yang memperliahtkan refleksi separti pada metode
gelombang seismik. GPR digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk stratigrafi
tanah, studi air tanah, pemetaan fracture bedrock dan penentuan
kedalaman dari permukaan air tanah (Annan dan Davis, 1989).
Prinsip
Kerja GPR
Prinsip
kerja alat GPR yaitu dengan mentransmisikan gelombang radar (Radio Detection
and Ranging) ke dalam medium target dan selanjutnya gelombang tersebut
dipantulkan kembali ke permukaan dan diterima oleh alat penerima radar (receiver),
dari hasil refleksi itulah barbagai macam objek dapat terdeteksi dan terekam
dalam radargram. Mekanisme kerja GPR dan contoh rekaman radargram ditunjukan
oleh gambar
Untuk
mendeteksi suatu objek diperlukan perbedaan parameter kelistrikan dari medium
yang dilewati gelombang radar. Perbedaan parameter kelistrikan itu antara lain
permitivitas listrik, konduktivitas dan permeabilitas magnetik. Sifat
elektromagnetik suatu material bergantung pada komposisi dan kandungan air
didalamnya, dimana keduanya merupakan pengaruh utama pada perambatan kecepatan
gelombang radar dan atenuasi gelombang elektromagnetik dalam material. Reynold
dalam bukunya An Introduction to Applied and Evironmental Geophysics,
menyatakan bahwa kecepatan gelombang radar dalam suatu medium tergantung pada
kecepatan cahaya dalam ruang hampa (c = 0.3 m/ns), konstanta dielektrik
relatif medium (εr) dan permeabilitas magnetic relatif (μr). Keberhasilan
metode GPR bergantung pada variasi bawah permukaan yang dapat menyebabkan
gelombang radar tertransmisikan dan refleksikan. refleksi yang ditimbulkan oleh
radiasi gelombang elektromagnetik timbul akibat adanya perbedaan antara
konstanta dielektrik relatif antara lapisan yang berbatasan. Perbandingan
energi yang direfeleksikan disebut koefesien refeleksi (R) yang
ditentukan oleh perbedaan cepat rambat gelombang elektromagnetik dan lebih
mendasar lagi adalah perbedaan dari konstanta dielektrik relatif dari medium
yang berdekatan.
Dalam
perambatannya, amplitudo sinyal akan mengalami pelemahan karena adanya energi
yang hilang, sebagai akibat terjadinya refleksi / trasmisi di tiap batas
medium dan terjadi setiap kali gelombang radar melewati batas antar
medium. Faktor kehilangan energi disebabkan oleh perubahan energi
elektromagnetik menjadi panas. Penyebab dasar terjadinya atenuasi merupakan
fungsi kompleks dari sifat dielektrik dan sifat listrik medium yang dilewati
oleh sinyal radar. Faktor atenuasi tergantung pada konduktivitas, permitivitas,
dan permeabilitas magnetic medium, dimana sinyal tersebut menjalar, serta
frekuensi sinyal itu sendiri. Skin depth ( adalah kedalaman dimana
sinyal telah berkurang menjadi 1/e (yaitu Hubungan antara konstanta
dielektrik dan cepat rambat gelombang radar dapat dilihat pada tabel
dibawah ini. Untuk material geologi, berada pada rage 1-30, sehingga
range jarak cepat rambat gelombang menjadi besar yaitu sekitar 0.03 sampai
0.175 m/ns (Reynolds, 1997).
Konstanta
dielektrik relatif dan cepat rambat gelombang elektromagnetik untuk material
geologi (McCann et al, 1988)
Material
|
V (m/
|
|
Air
|
1
|
300
|
Water (fresh)
|
81
|
33
|
Water (sea)
|
81
|
33
|
Sand
|
3 – 6
|
120 – 170
|
Clay soil
|
3
|
173
|
Sand (wet)
|
25 – 30
|
55 – 60
|
Sand (dry)
|
3 – 6
|
120 – 170
|
Agricultural land
|
15
|
77
|
Average ‘soil’
|
16
|
75
|
Granite
|
5 – 8
|
106 – 120
|
Limestone
|
7 – 8
|
100 – 113
|
Dolomite
|
6,8 – 8
|
106 – 115
|
Basalt
|
8
|
106
|
Tabel Kelebihan dan Kekurangan Metode GPR dengan Metode
Geofisika lainya
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Biaya
operasional lebih murah
|
tidak
bisa melakukan penetrasi / deteksi sedalam gelombang bunyi.
|
resolusi
yang sangat tinggi karena menggunakan frekuensi tinggi (broadband atau
wideband)
|
Kemampuan
radar hanya puluhan meter (kurang lebi 100 meter)
|
Pengoperasian
yang cukup mudah
|
Antena
GPR umum hanya untuk durasi pulsa tertentu
|
merupakan
metoda non destructive sehingga aman digunakan.
|
4. Metode Gravity
Metode Gravity adalah salah satu metode eksplorasi dalam geofisika, yang memenfaatkan sifat daya tarik antar benda yang didapat dari densitasnya, jadi prinsip eksplorasi dengan metode gravity ini yaitu mencari anomali gravity pada subsurface.
Adapun tahapan dari metode ini yaitu :
Pengambilan data dari lapangan
Pengambilan data dilapangan dapat menggunakan alat gravimeter, (contoh kasus : LaCoste & Romberg Model G-525). pada alat ini terdapat 3 komponen besar (gravimeter, dudukan cembung dan power supply -accu-),
Tahapan menggunakan alat ini yaitu dudukan cembung di posisikan pada titik pengukuran, taruh gravimeter diatasnya, sentring kestabilan alat terhadap permukaan, buka kunci bandul, baca perhitungan alat, catat datanya, tutup kunci bandul dan selesai.
5. Metode Magnetik
Survey magnetik merupakan metoda eksplorasi geofisika yang mengukur medan magnet bumi di setiap titik yang ada di muka bumi. Penggunaan metode magnetik berdasarkan pada adanya anomali medan magnetik bumi yang diakibatkan oleh adanya perbedaan sifat kemagnetan dari berbagai macam batuan. Dalam kegiatan eksplorasi, survei magnetik dapat dilakukan di darat, laut maupun udara. Metode pengukuran MT (magnetotelluric) dan AMT (audio magnetotelluric) secara umum adalah sama, perbedaanya hanya pada cakupan frekuensi yang ditangkap, dimana semakin kecil frekuensi yang dihasilkan maka semakin dalam penyelidikan yang diperoleh. Metode MT memperoleh data dari frekuensi sekitar 400 Hz sampai 0.0000129 Hz (perioda sekitar 21.5 jam) sedangkan metode AMT memperoleh data dari frekuensi 10 kHz sampai 0.1 Hz, dimana sumbernya berasal dari alam (arus telurik yang terjadi di sekitar ionosfer bumi).
Metode Gravity adalah salah satu metode eksplorasi dalam geofisika, yang memenfaatkan sifat daya tarik antar benda yang didapat dari densitasnya, jadi prinsip eksplorasi dengan metode gravity ini yaitu mencari anomali gravity pada subsurface.
Adapun tahapan dari metode ini yaitu :
Pengambilan data dari lapangan
Pengambilan data dilapangan dapat menggunakan alat gravimeter, (contoh kasus : LaCoste & Romberg Model G-525). pada alat ini terdapat 3 komponen besar (gravimeter, dudukan cembung dan power supply -accu-),
Tahapan menggunakan alat ini yaitu dudukan cembung di posisikan pada titik pengukuran, taruh gravimeter diatasnya, sentring kestabilan alat terhadap permukaan, buka kunci bandul, baca perhitungan alat, catat datanya, tutup kunci bandul dan selesai.
5. Metode Magnetik
Survey magnetik merupakan metoda eksplorasi geofisika yang mengukur medan magnet bumi di setiap titik yang ada di muka bumi. Penggunaan metode magnetik berdasarkan pada adanya anomali medan magnetik bumi yang diakibatkan oleh adanya perbedaan sifat kemagnetan dari berbagai macam batuan. Dalam kegiatan eksplorasi, survei magnetik dapat dilakukan di darat, laut maupun udara. Metode pengukuran MT (magnetotelluric) dan AMT (audio magnetotelluric) secara umum adalah sama, perbedaanya hanya pada cakupan frekuensi yang ditangkap, dimana semakin kecil frekuensi yang dihasilkan maka semakin dalam penyelidikan yang diperoleh. Metode MT memperoleh data dari frekuensi sekitar 400 Hz sampai 0.0000129 Hz (perioda sekitar 21.5 jam) sedangkan metode AMT memperoleh data dari frekuensi 10 kHz sampai 0.1 Hz, dimana sumbernya berasal dari alam (arus telurik yang terjadi di sekitar ionosfer bumi).
Untuk
memperbaiki kualitas data dari gangguan elektromagnet lokal (power line,
aktivitas industri, aktivitas manusia, jalan, pohon-pohon besar yang dapat
menghasilkan gangguan micro-vibrations dari akar-akarnya, dll) dapat dilakukan
dengan cara mengkorelasikan data dari satu alat yang disimpan statis di suatu
tempat yang jauh dari gangguan elektromagnetik lokal dengan alat lainnya yang
berpindah-pindah (local, remote, far remote station) dan dilakukan dalam
rentang waktu yang sama yang disinkronisasikan terhadap waktu UTC.
Penggunaan
metode magnetotelurik ini secara umum adalah untuk penelitian panas bumi,
minyak dan gas bumi, geohidrologi, geologi regional, dan penelitian-penelitian
dalam lainnya.
Adapun ayat yang berhubungan dengan makalah
ini adalah sebgai berikut :
Artinya :
“dan telah kami jadikan bumi ini gunung-gunung
yang kukuh supaya bumi itu (tidak) bergoncang bersama mereka,dan telah kami
jadikan di bumi itu jalan-jalan yang laus agar mereka mendapat petunjuk” (
surat al-anbayi;31)
Kesimpulan
1. Metode-metode geofisika dibagi menjadi
beberapa metode, yaitu metode Geolistrik, Metode Seismik, Metode GPR, Metode Gravity, Metode Magnetik
Daftar fustaka :
(20 april 2016)
MAKALAH
PENGANTAR GEOFISIKA
METODE
GEOFISIKA
OLEH:
A.ARDIANTI
SULASTRI
60400114015
JURUSAN
FISIKA
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar