Geofisika terhadap lingkungan
A. GEOFISIKA
Ilmu
Geofisika adalah ilmu yang mempelajari bumi bawah permukaan berdasarkan
formulasi-formulasi Fisika. Dengan demikian ilmu Geofisika dibangun atas
parameter-parameter fisis mekanika, listrik, magnetik, elektromagnetik, panas,
radiasi, dan parameter-parameter lain yang senantiasa dikembangkan untuk dapat
diterapkan dalam rangka mengetahui segala sesuatu yang terdapat di bawah
permukaan bumi baik yang bersifat padat maupun cair.
B. LINGKUNGAN
Lingkungan
adalah sesuatu yang berada di luar atau sekitar mahluk hidup. Para ahli
lingkungan memberikan definisi bahwa Lingkungan (enviroment atau habitat)
adalah suatu sistem yang kompleks dimana berbagai faktor berpengaruh
timbal-balik satu sama lain dan dengan masyarakat tumbuh-tumbuhan. Menurut
Ensiklopedia Kehutanan menyebutkan bahwa Lingkungan adalah jumlah total dari
faktor-faktor non genetik yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi pohon.
Ini mencakup hal yang sangat luas, seperti tanah, kelembaban, cuaca, pengaruh
hama dan penyakit, dan kadang-kadang intervensi manusia.
Kepentingan atau pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap masyakat tumbuhan berbeda-beda pada saat yang berlainan. Suatu faktor atau beberapa faktor dikatakan penting apabila pada suatu waktu tertentu faktor atau faktor-faktor itu sangat mempengaruhi hidup dan tumbuhnya tumbuh-tumbuhan, karena dapat pada taraf minimal, maximal atau optimal, menurut batas-batas toleransi dari tumbuh-tumbuhan atau masyarakat masing-masing.
Lingkungan
terbagi 2 yaitu Biotik dan Abiotik dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Komponen biotik (komponen makhluk hidup), misalnya binatang, tumbuh-tumbuhan, dan mikroba.
- Komponen abiotik (komponen benda mati), misalnya air, udara, tanah, dan energi.
Berdasarkan
segi trofik atau nutrisi, maka komponen biotik dalam ekosistem terdiri atas dua
jenis sebagai berikut.
- Komponen autotrofik (autotrophic). Kata autotrofik berasal dari kata autos artinya sendiri, dan trophikos artinya menyediakan makanan. Komponen autotrofik, yaitu organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri berupa bahan organik berasal dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan klorofil dan energi utama berupa radiasi matahari. Oleh karena itu, organisme yang mengandung klorofil termasuk ke dalam golongan autotrof dan pada umumnya adalah golongan tumbuh-tumbuhan. Pada komponen nutrofik terjadi pengikatan energi radiasi matahari dan sintesis bahan anorganik menjadi bahan organik kompleks.
Komponen
heterotrofik (heterotrofhic). Kata heterotrof berasal dari kata hetero
artinya berbeda atau lain, dan trophikos artinya menyediakan
makanan. Komponen heterotrofik, yaitu organisme yang hidupnya selalu
memanfaatkan bahan organik sebagai bahan makanannya, sedangkan bahan organik
yang dimanfaatkan itu disediakan oleh organisme lain. Jadi, komponen heterotrofit
memperoleh bahan makanan dari komponen autotrofik, kemudian sebagian anggota
komponen ini menguraikan bahan organik kompleks ke dalam bentuk bahan anorganik
yang sederhana dengan demikian, binatang, jamur, jasad renik termasuk ke dalam
golongan komponen. Odum (1993) mengemukakan bahwa semua ekosistem apabila
ditinjau dari segi struktur dasarnya terdiri atas empat komponen. Pernyataan
yang serupa juga dikemukakan oleh Resosoedarmo dkk. (1986) bahwa
ekosistem ditinjau dari segi penyusunnya terdiri atas empat kompoenen, yaitu
komponen abiotik, komponen biotik yang mencakup produsen, konsumen, dan
pengurai. Masing-masing dari komponen itu diuraikan sebagai berikut:
- Komponen Abiotik (benda mati atau nonhayati), yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari, dan lain sebagainya yang berupa medium atau substrat untuk berlangsungnya kehidupan. Menurut Setiadi (1983), komponen biotik dari suatu ekosistem dapat meliputi senyawa dari elemen inorganik misalnya tanah, air, kalsium, oksigen, karbonat, fosfat, dan berbagai ikatan senyawa organik. Selain itu, juga ada faktorfaktor fisik yang terlibat misalnya uap air, angin, dan radiasi matahari.
- Komponen produsen, yaitu organisme autotrofik yang pada umumnya berupa tumbuhan hijau. Produsen menggunakan energi radiasi matahari dalam proses fotosintesis, sehingga mampu mengasimilasi CO, dan H20 menghasilkan energi kimia yang tersimpan dalam karbohidrat. Energi kimia inilah sebenarnya merupakan sumber energi yang kaya senyawa karbon. Dalam proses fotosintesis tersebut, oksigen dikeluarkan oleh tumbuhan hijau kemudian dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup di dalam proses pemapasan.
- Komponen konsumen, yaitu organisme heterotrofik misalnya binatang dan manusia yang makan organisme lain. Jadi, yang disebut sebagai konsumen adalah semua organisme dalam ekosistem yang menggunakan hasil sintesis (bahan organik) dari produsen atau dari organisme lainnya. Berdasarkan kategori tersebut, maka yang termasuk konsumen adalah semua jenis binatang dan manusia yang terdapat dalam suatu ekosistem. Konsumen dapat digolongkan ke dalam: konsumen pertama, konsumen kedua, konsumen ketiga, dan mikrokonsumen (Resosoedarmo dkk., 1986; Setiadi, 1983).
- Konsumen pertama adalah golongan herbivora, yaitu binatang yang makan tumbuh-tumbuhan hijau. Contoh organisme yang termasuk herbivora adalah serangga, rodensia, kelinci, kijang, sapi, kerbau, kambing, zooplankton, crustaeeae, dan mollusca.
- Konsumen kedua adalah golongan karnivora kecil dan omnivora. Karnivora kecil, yaitu binatang yang berukuran tubuh lebih kecil dari karnivora besar dan memakan binatang lain yang masih hidup, misalnya anjing, kucing, mbah, anjing hutan, burung prenjak, burung jalak, dan burung gagak. Omnivora, yaitu organisme yang memakan herbivora dan tumbuh-tumbuhan, misalnya manusia dan burung gereja.
- Konsumen ketiga adalah golongan karnivora besar (karnivora tingkat tinggi). Karnivora besar, yaitu binatang yang memakan atau memangsa karnivora kecil, herbivora, maupun omnivora, misalnya singa, harimau, serigala, dan burung rajawali.
- Mikrokonsumen adalah tumbuhan atau binatang yang hidupnya sebagai parasit, scavenger, dan saproba. Parasit tumbuhan maupun binatang hidupnya bergantung kepada somber makanan dari inangnya. Sedangkan scavenger dan saproba hidup dengan makan bangkai binatang dan tumbuhan yang telah mati.
- Komponen pengurai, yaitu mikroorganisme yang hidupnya bergantung kepada bahan organik dari organisme mati (binatang, tumbuhan, dan manusia yang telah mati). Mikroorganisme pengurai tersebut pada umumnya terdiri atas bakteri dan jamur. Berdasarkan atas tahap dalam proses penguraian bahan organik dari organisme mati, maka organisme pengurai terbagi atas dekomposer dan transformer (Setiadi, 1983). Dekomposer, yaitu mikroorganisme yang menyerang bangkai hewan dan sisa tumbuhan mati, kemudian memecah bahan organik kompleks ke dalam ikatan yang lebih sederhana, dan proses dekomposisi itu disebut humifikasi yang menghasilkan humus. Transformer, yaitu mikroorganisme yang meneruskan proses dekomposisi dengan mengubah ikatan organik sederhana ke dalam bentuk bahan anorganik yang siap dimanfaatkan lagi oleh produsen (tumbuh-tumbuhan), dan proses dekomposisi itu disebut mineralisasi yang menghasilkan zat hara.
C.
Pencemaran Lingkungan Pencemaran,
menurut SK
Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988, adalah masuk atau
dimasukkannya mahluk hidup, zat,energi, dan/atau komponen lain ke dalam
air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan
manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak
dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Untuk mencegah terjadinya
pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas
manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan
menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang
diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak
menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya. Pada
saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-mana dengan laju
yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin
berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam
berat. Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi: Pencemaran Air.
Pencemaran Udara. Pencemaran Tanah.
D.
Macam-macam Pencemaran Lingkungan
Pencermaran
lingkungan Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pencemaran lingkungan
dibagi menjadi tiga yaitu :
a.
Pencemaran Air
Pencemaran
air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena
alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi juga mengakibatkan perubahan yang
besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada
eutrofikasi. Sampah organic seperti air comberan (sewage) menyebabkan
peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada
berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam
berat, toksinorganik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki
efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga
mengurangi oksigen dalam air.
b.
Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau
lebih substansifisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat
membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh
sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik
seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi
udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat
langsung dan lokal, regional, maupun global. Pencemar udara dibedakan menjadi
pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi
pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon
monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan
hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang
terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon
dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan
ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks
global dan hubungannya denganpemanasan global, perubahan iklim dan deplesi ozon
di stratosfer semakin meningkat.
c.
Pencemaran Tanah
Pencemaran
tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan
pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung
dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu
zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap,
tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam
tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di
tanah tersebut dapat berdampak langsung kepadamanusia ketika bersentuhan atau
dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
E.
Penyebab Terjadinya Pencemaran Lingkungan
Penyebab terjadinya pencemaran
lingkungan sebagian besar disebabkan oleh tangan manusia. Pencemaran air dan
tanah adalah pencemaran yang terjadi di perairan seperti sungai, kali, danau,
laut, air tanah, dan sebagainya. Sedangkan pencemaran tanah adalah pencemaran
yang terjadi di darat baik di kota maupun di desa. Alam memiliki kemampuan
untuk mengembalikan kondisi air yang telah tercemar dengan proses pemurnian
atau purifikasi alami dengan jalan pemurnian tanah, pasir, bebatuan dan mikro
organisme yang ada di alam sekitar kita. Jumlah pencemaran yang sangat masal
dari pihak manusia membuat alam tidak mampu mengembalikan kondisi ke seperti
semula. Alam menjadi kehilangan kemampuan untuk memurnikan pencemaran yang
terjadi. Sampah dan zat seperti plastik, DDT, deterjen dan sebagainya yang
tidak ramah lingkungan akan semakin memperparah kondisi pengrusakan alam yang
kian hari kian bertambah parah. Sebab Pencemaran Lingkungan di Air dan di Tanah
: Erosi dan curah hujan yang tinggi. Sampah buangan manusia dari rumah-rumah
atau pemukiman penduduk. Zat kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian,
industri, dan sebagainya. Salah satu penyebab pencemaran di air yang paling
terkenal adalah akibat penggunaan zat kimia pemberantas hama DDT. DDT digunakan
oleh para petani untuk mengusir dan membunuh hama yang menyerang lahan
pertanian. DDT tidak hanya berdampak pada hama namun juga binatang-binatang
lain yang ada di sekitarnya dah bahkan di tempat yang sangat jauh sekalipun
akibat proses aliran rantai makanan dari satu hewan ke hewan lainnya yang
mengakumulasi zat DDT. Dengan demikian seluruh hewan yang ada pada rantai
makanan akan tercemar oleh DDT termasuk pada manusia. DDT yang telah masuk ke
dalam tubuh akan larut dalam lemak, sehingga tubuh kita akan menjadi pusat
polutan yang semakin hari akan terakumulasi hingga mengakibatkan efek yang
lebih menakutkan. Akibat adanya biological magnification / pembesaran biologis
pada organisme yang disebabkan oleh penggunaan DDT. a. Merusak jaringan tubuh
makhluk hidup. b. Menimbulkan otot kejang, otot lehah dan bisa juga kelumpuhan
Menghambat proses pengapuran dinding telur pada hewan bertelur sehingga
telurnya tidak dapat menetas. c. Lambat laun bisa menyebabkan penyakit kanker
pada tubuh.
F.
Dampak Pencemaran Lingkungan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan
tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan
populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida
merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada
anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada
seluruh populasi. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada
konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri
(air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa
bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati.
Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot.
Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal
serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan
yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit
untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang
besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian. Pencemaran tanah juga dapat
memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal
dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang
rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemic dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut.
Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan,
yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari
rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah
tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing
yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida
atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT
pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian
anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut. Dampak pada pertanian
terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan
penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada
konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari
erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada
kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah
utama.
G.
Penanganan Pencemaran Lingkungan
1.
Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan
permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ
(atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri
dari pembersihan,venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site
meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang
aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar.
Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat
pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar
dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air
limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
2.
Bioremediasi
Bioremediasi
adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme
(jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida
dan air).
H.
Penyebab Terjadinya Global Warming
·
Efek rumah kaca
Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan
fenomenapeningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya
efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi
gas-gas. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang
dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin
meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap
di bawahnya. Akan tetapi, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di
atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya.
·
Variasi matahari
Perbedaan antara
mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya
aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan
mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah
diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari
menjadi kontributor utama pemanasan saat ini.
I.
Dampak Global Warming
Akibatnya,
gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan Akan lebih sedikit es yang
terapung di perairan Utara tersebut. Daerah daerah yang sebelumnya mengalami
salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah
subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih
cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada
musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.Daerah hangat akan
menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Akan
tetapi, uap air yang lebih banyak juga akanmembentuk awan yang lebih banyak,
sehingga akan memantulkan cahaya mataharikembali ke angkasa luar, di mana hal
ini akan menurunkan proses pemanasan.Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan
curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1% untuk setiap derajat Fahrenheit
pemanasan. Badai akan menjadi lebihsering. Selain itu, air akan lebih cepat
menguap dari tanah. Topan badai (hurricane) yang memperolehkekuatannya dari
penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan denganpemanasan yang
terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi.Pola cuaca
menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim. Pemanasan juga akan mencairkan
banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland,yang lebih memperbanyak volume
air di laut. Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di
tiap daerah. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat.
Rawa-rawa baru juga akanterbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah
yang sudah dibangun. Hewan dan Tumbuhan. Akan tetapi, pembangunan manusia akan
menghalangi perpindahan ini. Wabah penyakit yang biasaditemukan di daerah
tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit
lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah kedaerah yang
sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Banjir dan kekeringan meningkatkan
kelaparan dan kekurang gizi.
J.
Cara mengatasi Global Warming
Para ilmuwan mempelajari cara-cara untuk
membatasi pemanasan global. Kunci utamanya adalah: Membatasi emisi CO2 Tehnik
yang efektif untuk membatasi emisi karbon ada dua yakni mengganti energi minyak
dengan sumber energi lainnya yang tidak mengemisikan karbon dan yang kedua
penggunaan energi minyak sehemat mungkin. Energi alternatif yang dapat
digunakan diantaranya angin, sinar matahari, energy nuklir, dan panas bumi.
Kincir angin dapt merubah energi angin menjadi energi listrik. Sinar matahari
juga dapat dirubah menjadi energi listrik atau sumber panas yang bias
dimanfaatkan seperti pemanas air, kompor matahari, dll. Energi panas bumi bias
dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Emisi CO2 dapat dikurangi jika
mobil-mobil bisa lebih hemat bahan bakar. Para ilmuwan dan insinyur telah bekerja
untuk menciptakan mesin yang hemat bahan bakar. Penemuan-penemuan telah
mengembangkan alat untuk menggantikan mesin pembakaran atau menggunakan mesin
yang lebih kecil. Menyembunyikan karbon yang juga membantu mencegah karbon
dioksida memasuki atmosfer atau mengambil CO2 yang ada. Menyembunyikan karbon
dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dibawah tanah atau penyimpanan air tanah
dan penyimpanan didalam tumbuhan hidup. Lapisan bumi yang dapat digunakan
adalah penyimpanan alami minyak dan gas bumi di tambang-tambang minyak. Dengan
memompakan CO2 kedalam tempat-tempat penyimpanan minyak di perut bumi akan
membantu mempermudah pengambilan minyak atau gas yang masih tersisa. Lapisan
garam dan batubara yang dalam juga bisa menyembunyikan karbon dioksida. Kombinasi
karbon dari CO2 dengan hidrogen diperlukan untuk membentuk gula sederhana yang
disimpan di dalam jaringan. Ekosistem dengan tumbuh-tumbuhan yang berlimpah
seperti hutan atau perkebunan dapat menahan lebih banyak karbon, tetapi
generasi manusia yang akan datang harus tetap menjaga ekosistem agar tetap
utuh, jika tidak maka karbon yang disimpan dalam tanaman akan lepas kembali ke
atmosfer. Menjemur pakaian diluar, karena angin dan panas lebih baik dari pada
menggunakan mesin dryer (pengering) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
PENUTUP
A. Kesimpulan Dari berbagai uraian di atas kami
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Bahwa
pencemaran lingkungan terjadi karena ulah manusia itu sendiri yang tidak dapat
mengolah dan memanfaatkan lingkungan dengan baik. Pencemaran lingkungan dibagi
ke dalam tiga bagian yaitu ;
(1) Pencemaran Udara,
(2) Pencemaran Air, dan
(3) Penmcemaran
Tanah.
Dampak pencemaran lingkungan khususnya bagi kesehatan
manusia yaitu akan berdampak pada tingkat kekebalan tubuh. Semakin banyak
pencemaran yang dilakukan, maka kekebalan tubuh manusia yang berada di sekitar
daerah pencemaran akan menurun sehingga tidak jarang manusia saat ini sering
terkena penyakit seperti penyakit kulit, penyakit kanker, dan lain-lain. Cara
penanganan pencemaran lingkungan dilakukan dengan Remediasi dan bioremediasi,
yaitu membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Untuk pencemaran udara yaitu
mengurangi kendaraan-kendaraan yang cenderung menggunakan bahan bakar yang
dapat menyebabkan polusi udara. Pemanasan global yang terjadi saat ini adalah
akibat dari perbuatan kita sendiri. Sebagai manusia kita tidak dapat menjaga
dengan baik tempat dimana kita hidup. Jika kita tidak sadar akan dampak yang
terjadi nanti, maka kehidupan di Bumi ini akan terancam. Untuk mengatasinya,
telah dilakukan beberapa penangulangan. Penanggulangan ini akan efektif bila
semua pihak turut serta untuk melakukannya. Baca Juga (Macam-Macam Pencemaran
Lingkungan) Baca Juga (Arti Pelestarian dan Konservasi Lingkungan) Baca Juga
(Makalah Tentang Lingkungan Hidup) 4.2 Saran Sekiranya pencemaran lingkungan
ini adalah masalah kita bersama, untuk itu selaku insan manusia yang
bertanggung jawab dan memegang teguh konsep keseimbangan alam, maka sudah
sepantasnya kita menjaga dan merawat lingkungan, mulai dari lingkungan tempat
tinggal kita sehingga nantinya akan tercipta lingkungan yang sehat. Pemanasan
global ini dapat di kurangi jika kita menanamkan rasa cinta kepada Bumi ini.
Kita harus dapat menjaga dan melestarikannya , demi kelangsungan kehidupan di
masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar